Gandasuli, Tanaman Berumpun Khas Tropis Basah
SATUHARAPAN.COM - Gandasuli yang memiliki nama ilmiah (Hedychium coronarium) merupakan tanaman yang tumbuh berumpun. Ciri-cirinya memiliki batang sejati dengan tinggi antara 40 dan 150 centimeter, dan bunganya berbau harum. Bunga ini tumbuh di pucuk batang. Sedangkan daunnya berbentuk memanjang dengan bagian bawahnya agak berbulu. Tangkai daunnya berlidah.
Bunganya berbentuk bulir dengan daun pelindung berwarna hijau. Dari satu daun pelindung keluar dua atau tiga bunga berwarna putih terang atau kekuningan. Sedangkan rimpangnya tumbuh rapat, juga memiliki bau yang sangat harum.
Tanaman Gandasuli diduga berasal dari India, Himalaya dan Cina bagian Barat Daya. Tanaman ini kemudian menyebar ke Malaysia, Filipina, Indonesia, dan sekarang hampir terdapat di seluruh daerah tropis basah.
Di Jawa tanaman ini terdapat di seluruh bagian pulau, dan mulai di tanam kira-kira ketika orang Hindu datang ke Jawa. Dari Jawa, baru tanaman ini menyebar ke daerah Malesia (istilah untuk kawasan yang meliputi Indocina, Semenanjung Malaya Indonesia dan Filipina).
Untuk pertumbuhannya, tanaman ini membutuhkan tanah yang agak becek dan terlindung. Jika di tempat terbuka pinggiran daun akan menjadi kekuningan atau coklat, karena tidak tahan terhadap sengatan matahari terlalu banyak. Tanaman ini bisa tumbuh di dataran rendah maupun pegunungan, dari ketinggian lima meter hingga 2.000 meter dari permukaan laut.
Pemanfaatan tanaman ini bervariasi. Masyarakat di Jawa dan di Maluku menggunakan batang tanaman ini untuk obat tradisional. Sedangkan batangnya jika diolah bisa menjadi bahan kertas dengan kualitas yang lebih baik dibanding kertas manila. Kualitas ini didukung oleh sifat sel-sel empulur batangnya. Pemanfaatan lain adalah tanaman ini dijadikan tanaman hias, karena bunganya yang indah dan berbau harum.
Untuk memperbanyak tanaman ini bisa dilakukan dengan menanam biji atau potongan rimpangnya. Tanaman ini cepat sekali membentuk rumpun, sehingga memiliki potensi besar sebagai tanaman industri maupun tanaman hias. Namun demikian, pemanfaatan lebih banyak dari tanaman ini masih membutuhkan penelitian yang lebih luas. (Sumber: Puslitbang Biologi-LIPI)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...