Garin Senang Filmnya Masuk Film Asia Terbaik Sepanjang Masa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sutradara Garin Nugroho menyatakan perasaan senangnya mendapat kabar karya filmnya, Puisi Tak Terkuburkan, masuk dalam daftar 100 film Asia yang dianggap terbaik sepanjang masa yang akan diedarkan Festival Film Busan (Busan International Film Festival/BIFF). BIFF (Busan kadang dituliskan Pusan, Red) di Korea Selatan, telah mendapatkan reputasinya sebagai festival film penting di Asia.
“Tentu senang, karena film itu paling tidak banyak ditonton dibandingkan filmku yang lain,” kata Garin melalui pesan singkat kepada satuharapan.com, akhir pekan lalu.
Puisi Tak Terkuburkan, atau The Poet, dalam terjemahan bahasa Inggris, adalah drama dokumenter, kisah nyata penyiar didong, Ibrahim Kadir (diperankan Ibrahim Kadir sendiri), ketika dipenjara pada tahun 1965 di tanah Gayo, Aceh, selama 22 hari, dan akhirnya dilepaskan karena salah tangkap.
Selama berada di penjara, Ibrahim mendapat tugas mengarungi kepala rekan-rekan sepenjara yang akan dibawa entah ke mana, yang jelas tak pernah kembali lagi. Tak seorang pun yang sedang dipenjara itu tahu kapan atau apakah mereka juga akan mendapat giliran untuk “tak pernah kembali”. Dalam suasana seperti itu, Ibrahim Kadir masih sempat menciptakan puisinya.
“Film ini sering mendapatkan penghargaan. Dan, dari berbagai perspektif, film ini menarik,” kata Garin, “Karena film ini dibuat enam hari dalam satu lokasi. Film ini mendapat penghargaan cukup banyak di antaranya best film dan aktor terbaik di Singapore International Film Festival (2001, Red), penghargaan dari federasi kritik internasional, dan film pertama bebas ekspresi peristiwa tahun ‘65.”
Film yang diproduksi 1999 dan diluncurkan tahun 2000 itu, berlatar belakang kisah 1965-1966.
Pilihan 73 Tokoh
Daftar 100 film Asia yang dinilai terbaik sepanjang masa itu, seperti dilaporkan Variety, dibuat berdasarkan pemilihan yang dilakukan 73 tokoh yang terdiri dari kritikus, programmer festival, dan sutradara di Asia, untuk menandai 20 tahun Festival Film Busan.
Tokoh-tokoh yang terlibat, di antaranya Jonathan Rosenbaum, Tony Rayns, dan Hashumi Shigehiko (kritikus), Mohsen Makhmalbaf, Bong Joon-ho, serta Apichatpong Weerasethakul (sutradara). Masing-masing tokoh itu memilih 10 film yang mereka unggulkan, yang menghasilkan jumlah 113 film karya dari 106 sutradara yang masuk ke dalam daftar tersebut.
Dua film karya sutradara Jepang terkenal, Akira Kurosawa (1910-1998), seperti diberitakan bbc.com, masuk dalam 10 teratas.
Posisi tertinggi pada daftar ini adalah film Tokyo Story (diedarkan tahun 1953), sebuah film keluarga karya sutradara Jepang, Yasujiro Ozu (1903-1963). Karya Kurosawa, Rashomon (1950), berada di urutan kedua, dan Seven Samurai (1954), masuk urutan keenam.
Editor : Sotyati
Polri Tangkap Buron Pengendali Clandestine Lab di Bali Asal ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengamankan satu orang dar...