Garut Pulihkan Trauma Anak-anak Dampak Gempa Magnitudo 6.2
GARUT, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Garut Jawa Barat berupaya memulihkan kondisi trauma anak-anak yang terdampak bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6.2, agar bisa kembali ceria dan beraktivitas seperti biasa.
"Kita mengharapkan dengan kedatangan kita tentu mereka akan senang, mungkin caranya sudah bapak dan ibu tahu, agar traumatis yang mereka rasakan bisa segera pulih kembali," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin di Garut, Senin (29/4).
Ia menuturkan, pemerintah daerah secara gotong royong berupaya maksimal untuk menanggulangi daerah yang terdampak bencana gempa bumi di Garut pada Sabtu (27/4) tengah malam.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah, katanya, adalah dengan menginstruksikan Dinas Pengelolaan Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut untuk memberikan dukungan memulihkan kondisi kejiwaan maupun masyarakat yang terdampak gempa.
Kehadiran aparatur dari dinas tersebut, katanya, bertujuan untuk mengembalikan keceriaan anak-anak, maupun memberikan jaminan hak-hak anak seperti kebutuhan gizinya harus terpenuhi setelah kejadian gempa.
"Oleh karena itu, saya minta Pak Kadis dan jajaran untuk melihat lapangan, bagaimana anak-anak itu bisa kembali ceria, mendapat haknya, dan mendapat perlindungan," katanya.
Ia menyampaikan, saat peninjauan daerah yang terdampak gempa bumi di beberapa kecamatan, ditemukan kondisi masyarakat yang membutuhkan perhatian dari pemerintah apalagi mereka yang rumahnya rusak akibat gempa.
Selain itu, terdapat kondisi anak-anak di daerah terdampak gempa yang juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah dalam menanggulanginya, terutama anak-anak yang sedang masa pertumbuhan.
"Bagaimana peran dinas kita untuk memberi pelayanan, perlindungan kepada anak, anak itu harus makan, nah, tentu apakah ada enggak makanan untuk bayi, atau anak yang sedang tumbuh kembang, apakah mereka dengan kejadian kemarin traumatis tidak," katanya.
Ia menambahkan, dalam mengatasi persoalan bencana alam di Garut membutuhkan kerja sama dengan semua instansi, maupun lembaga lainnya agar bisa cepat selesai memperbaiki kerusakan rumah, fasilitas umum, maupun yang terdampak lainnya agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
"Oleh karena itu, kita di dalam menyelesaikan berbagai persoalan itu harus saling bahu-membahu, jadi dengan kita bersama maka kita akan kuat," katanya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, guncangan gempa bumi tektonik di Kabupaten Garut berkekuatan M 6.2, Sabtu (27/4/2024) tengah malam berpusat di laut 151 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami.
Kejadian itu menyebabkan kerusakan yang berdasarkan laporan sementara terdapat 245 rumah rusak, 24 fasilitas umum seperti rumah sakit, masjid, maupun sekolah rusak, dan enam orang luka-luka yang tersebar di 26 dari 42 kecamatan yang ada di Garut.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...