Gas Mustard Digunakan dalam Perang Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Gas mustard telah digunakan dalam pertempuran selama musim panas ini di Suriah, namun tidak jelas pihak mana yang menggunakan. Demikian dikatakan organisasi pengawasan senjata kimia global, hari Kamis (5/11).
Gas yang mematikan itu digunakan di titik pertempuran kota Marea, Provinsi Aleppo di wilayah Suriah Utara pada 21 Agustus, seperti dikatakan sumber dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) kepada AFP.
"Kami telah menemukan fakta-fakta, tapi kami belum menentukan siapa yang bertanggung jawab," kata sumber itu.
Ada tuduhan bahwa militan jihad telah menggunakan senjata kimia tersebut dan penggunaannya meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Irak dan Suriah.
Pemberontak Suriah dan kelompok-kelompok bantuan mengatakan bahwa pada akhir Agustus puluhan orang terkena dampak serangan senjata kimia di Marea, di mana pemberontak oposisi moderat bertempur melawan militan dari Negara Islam Irak dan Susriah (NIIS).
Kelompok Doctors Without Borders (Dokter Tanpa Perbatasan /MSF) mengatakan pihaknya merawat empat warga sipil dari satu keluarga. Pasien di rumah sakit MSF di Aleppo mengatakan mereka melihat "gas kuning" ketika sebuah mortir menghantam rumah mereka.
Lebih dari 250.000 orang telah tewas dalam perang saudara di Suriah yang dimulai pada 2011 dan pertempuran sering meluas ke luar perbatasan negara itu..
Pada 5 November, enam orang tewas dalam serangan bunuh diri pada pertemuan ulama Muslim di kota Lebanon, Arsal, kata seorang sumber keamanan kepada AFP.
Kota Arsal adalah kantong bagi penduduk Muslim Sunni di Lebanon timur yang didominasi kelompok Muslim Syiah dan banyak menampung pengungsi Suriah, serta pejuang pemberontak di pedesaan sekitarnya. Namun tidak jelas siapa yang melakukan serangan itu.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...