Gaya Mahathir dan Jokowi Buka Sepatu Sebelum Salat
BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Usai menyampaikan pernyataan pers bersama, Perdana Menteri (PM) Malaysia Dr. Mahathir Mohammad mengikuti Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunaikan salat Jumat di Masjid Jami’ Baitussalam, Kawasan Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6) siang.
Presiden Jokowi menyopiri PM Malaysia itu dengan mobil golf dari ruang Istana menuju Masjid Jami’ Baitussalam. Keduanya menggunakan peci hitam, dan langsung masuk ke dalam masjid saat azan berkumandang sekitar pukul 12.13 WIB.
Presiden Jokowi dan PM Malaysia Mahathir Mohammad melepas sepatu masing-masing saat tiba di Masjid Jami’ Baitussalam,
Tampak dalam rombongan Presiden Jokowi dan PM Mahathir ke masjid itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan Menaker Hanif Dhakiri.
Sebelumnya saat mengawali pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Jokowi mengatakan, merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menerima kunjungan PM Malaysia Dr. Mahathir Mohammad.
“Indonesia merupakan negara pertama di ASEAN yang dikunjungi oleh beliau, Bapak Tun Mahathir setelah beliau memangku jabatan sebagai perdana menteri,” sambung Presiden.
Tanam Pohon Meranti
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana menerima kunjungan resmi Perdana Menteri (PM) Malaysia Dr. Mahathir Mohamad beserta istrinya Dr. Siti Hasmah Mohd Ali di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6) pagi.
Tiba sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden Jokowi mengajak tamunya menuju lapangan upacara. Setelah diiringi 19 kali dentuman meriam dan lagu kebangsaan kedua negara, Presiden Jokowi dan PM Malaysia Dr. Mahathir Mohammad berjalan memeriksa pasukan dan bersalaman dengan anak-anak berpakaian adat yang menyambut mereka di lokasi upacara.
Usai mengisi buku tamu, Presiden Jokowi mengajak PM Malaysia Dr. Mahathir Mohammad menuju beranda Istana dan berbincang singkat, sebelum kemudian menanam pohon meranti, dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Kedatangan Dr. Mahathir Mohamad ini merupakan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia pasca dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya sejak 10 Mei 2018, usai kemenangannya pada pemilihan yang lalu.
Presiden Jokowi dan PM Mahathir membahas upaya peguatan hubungan kedua negara, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun budaya, di antaranya perdagangan dan investasi, penempatan dan perlindungan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia, kerja sama dalam melawan diskriminasi terhadap kelapa sawit, juga penyelesaian perundingan perbatasan kedua negara.
Mahathir mengemukakan, alasannya untuk mengunjungi Indonesia adalah karena ini Jiran (tetangga) yang terdekat, dan kedua negara sebenarnya memiliki hubungan kekeluargaan.
“Bahkan ramai penduduk di Malaysia itu asalnya berasal dari Indonesia termasuk bapak mertua saya,” kata Mahathir dalam pernyataan bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6) siang.
Mahathir berharap persahabatan antara Indonesia dan Malaysia ini dapat ditingkatkan, dikekalkan karena akan banyak keuntungan yang didapati apabila Indonesia dan Malaysia kerja sama dalam semua bidang, termasuk ke dalam bidang politik, bidang ekonomi, dan juga hubungan antar bangsa.
“Kita menghadapi masalah yang sama umpamanya, ekspor minyak ekspor kelapa sawit. Kita ini diancam oleh Eropa. Dan kita perlu bersama-sama melawan mereka,” ujar Mahathir.
PM Mahathir setuju untuk memberikan perhatian bagi pendidikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang datang secara legal dan bekerja di Malaysia.
“Di semenanjung kita sudah adakan beberapa sekolah walaupun tak mencukupi, tetapi di Sabah-Serawak belum ada sekolah Indonesia yang boleh dimasuki oleh anak-anak orang Indonesia yang ada di Sabah dan Serawah. Ini akan kita betulkan,” ucap Mahathir.
Malaysia dan Indonesia, lanjut Mahathir, juga lebih setuju dengan cara pendekatan untuk menyelesaikan masalah timpang tindih kawasan-kawasan Indonesia-Malaysia. Ia menyebutkan, masalah ini diputuskan dengan sendiri, tetapi pendekatannya sudah perlu ada perkongsian antara Indonesia dengan Malaysia, seperti mana Malaysia mengadakan perkongsian dengan Thailand, yang mengembangkan Joint Development Area.
Bangun Kereta Malaysia-Indonesia
Dalam kesempatan itu, PM Mahathir Mohammad juga menyatakan, bahwa kedua pemerintahan menjajaki kemungkinan untuk membangunkan kereta Malaysia-Indonesia, yang boleh digunakan seluruh ASEAN.
“Sekarang ini kita berhajat untuk juga kita bercakap tentang politik dalam negeri. Masalah yang dihadapi di Indonesia cuma besar daripada Malaysia, cuma jenisnya sama saya lihat dan kita berbincang tentang cara-cara kita menghadapi masalah politik dalam negara demokrasi ini,” sambung Mahathir. (Setkab)
Editor : Melki Pangaribuan
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...