Gayus Lumbuun: Orang Kristen Harus Berdampak dalam Pembangunan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hakim Agung Gayus Lumbuun mengatakan gereja sebagai kelompok sosial besar harus bisa mendorong umat Kristen untuk memiliki kekuasaan. Sehingga, kata dia, kepemimpinan Kristiani dapat menyebar di berbagai lembaga di Indonesia.
"Menarik perkataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, orang miskin jangan melawan orang kaya, orang kaya jangan melawan orang punya kekuasaan. Intinya, kita harus memiliki kekuasaan agar umat Kristen berdampak dan menyumbangkan pemikiran demi pembangunan Indonesia," kata Gayus dalam konsultasi budaya, di Kongres V Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI), di Merlynn Park Hotel, Jakarta, Jumat (27/3).
Dia melanjutkan, ada lima cara agar gereja dapat menghasilkan tokoh-tokoh Kristen yang memimpin berbagai lembaga di Indonesia.
Pertama, kata dia, berpikir universal, sebab umat Kristen harus menjadi bagian dari bangsa-bangsa dunia, agar Indonesia menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. Kemudian, ujar dia, mengilangkan sindrom minoritas, di mana umat Kristen tidak boleh merasa kecil sebab di sejumlah sektor umat Nasrani adalah kaum mayoritas.
“Selanjutnya kita harus memupuk semangat dan pentingnya arti sebuah kualitas. Seperti ucapan Menteri Luar Negeri (Retno Lestari Priansari Marsudi) ketika mendapat desakan penghentian hukuman mati dari berbagai pihak. Saat itu Menlu justru mengatakan jangan kuatir terhadap tekanan pihak asing, yang harus kita kuatirkan justru kualitas negara kita,” tutur dia.
Demokrasi
Mengenai demokrasi, Gayus berpendapat gereja harus menjadi aktor utama demokrasi terwujud di Indonesia. Sebab menurutnya gereja harus mendorong sebuah hal baik terjadi. “Ibaratnya bila kita mengharapkan orang berbuat baik kepada kita, kita harus berbuat baik lebih dahulu,” kata dia.
“Gereja harus ikut memperjuangakan hak asasi manusia (HAM),” Hakim Agung itu menambahkan.
Selain itu, demokrasi juga harus dibangun lewat dunia pendidikan, sehingga dapat menjadi garam dan terang bagi dunia.
“Penyelenggara negara ini harus diisi sosok bersih dan berwibawa, itu konsep kepemimpinan perlu diperhatikan dan dibangun lewat dunia pendidikan,” tutur mantan politisi PDI Perjuangan itu.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Zelenskyy Bertemu Para Pemimpin Eropa Saat Trump Segera Menj...
BRUSSLES, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bertemu pada hari Rabu (18/12) deng...