Djarot: Indonesia sedang Mengalami Ujian Keagamaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Meningkatnya isu sensitif antarumat beragama di kalangan masyarakat akhirnya membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta angkat bicara. Menurut Djarot, masyarakat sedang mengalami ujian terhadap persoalan-persoalan kebangsaan, salah satunya perihal agama.
“Keinginan untuk mendirikan Indonesia sebagai negara Islam sudah selesai. Kita tidak mengarah membangun daulah Islam. Itu yang diamanatkan pendiri bangsa. Kita sepakati bersama negara kita itu adalah negara kesatuan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Di situlah kita harus mengayomi semua agama di Indonesia,” kata Djarot di hadapan Dr. H. Abdurrahman, M.Ag Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta saat kunjungan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (27/3) siang.
Untuk itulah, kata Djarot, peran Kementerian Agama dan jajarannya harus benar-benar dioptimalkan demi mencapai dan mewujudkan cita-cita Proklomasi sesuai pembukaan UUD 1945 dan bersendikan idiologi Pancasila.
“Saya Bukan Orang Islam yang Ada di Indonesia”
Sebagai penganut agama yang menjadi bagian mayoritas bangsa Indonesia, Djarot mengaku tak lantas memandang sebelah mata kaum-kaum minoritas.
“Saya muslim tapi apa yang membedakan saya dengan muslim Timur Tengah? Saya bukan orang islam yang ada di Indonesia, tapi saya orang Indonesia yang beragama Islam. Kalau saya ke Mekkah, berarti saya sebagai orang Indonesia yang menjalankan syariat Islam,” ujar Djarot.
Menurutnya, agama juga dipengaruhi oleh kultur masyarakat setempat.
Kultur Indonesia yang beragam menurut Djarot seharusnya menggiring umat Islam untuk menebarkan kasih sayang untuk Tanah Air. Sayangnya, persoalan radikalisme justru mencuat di negara dengan latar belakang masyarakat yang beragam.
“Kebangsaan kita ini terkait dengan berbagai persoalan seperti ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Islamic State) bagi saya itu kecil tak perlu ditakuti karena kita sebagai warga sudah ada sejak dahulu kala. Mereka akan masuk kalau rasa kebangsaan kita merosot. Tapi kita tetap harus waspada,” ujar Djarot menanggapi kabar masuknya kelompok radikal itu di Indonesia beberapa waktu lalu.
Menurut pemahaman Djarot, tak ada satu agama pun yang mengajarkan untuk menyakiti dan membunuh orang.
“Islam masuk ke Indonesia bukan dengan pertumpahan darah begitu juga dengan agama-agama lain,” katanya.
Ia pun mempertanyakan tentang penganut paham yang mengandalkan membunuh orang lain untuk masuk surga.
“Surga kok sekarang murah ya harganya? Mati sahid, disambut bidadari, sing ngajari sopo to iki?” kata politikus PDI-P ini.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...