Musdah Mulia: Radikalisme di Indonesia Dibiayai APBN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Musdah Mulia mengatakan penyebaran paham radikal di Indonesia disosialisasikan dan dibiayai negara lewat Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut dia, hal tersebut terlihat jelas ketika paham-paham radikal masuk dalam materi pelajaran anak sekolah.
“Belum lama ini muncul buku pelajaran yang menyebar radikalisme, artinya paham radikal di negara kita disosialisasikan dan dibiayai oleh APBN, ini terjadi secara masif,” kata Musdah dalam konsultasi bidang budaya, Kongres V Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) di Merlynn Park Hotel, Jakarta, Jumat (27/3).
Selain mengajarkan paham radikal, dia bahkan menemukan buku pelajaran yang mengajar murid-murid mendirikan Republik Indonesia sebagai negara berbasis Khilafah Islamiyyah. “Maka disinilah fungsi pendidikan sesuangguhnya yang harus berubah, pendidikan kita harus bisa memberi wawasan agar fanatisme agama tidak terus terjadi dan menyebar ke seluruh elemen bangsa,” ujar Musdah.
Dengan tegas, dia pun menyindir para pemimpin bangsa yang tidak bisa bersikap tegas mengantisipasi masalah-masalah Indonesia seperti ini. Menurut dia, pemimpin di Indonesia hanya bersembunyi di balik zona nyaman, tanpa memiliki sikap yang jelas.
“Pemimpin kita sikapnya abu-abu,” ujar dia.
Selanjutnya, ia menyampaikan ajaran agama seharusnya bisa berdampingan dengan demokrasi, bukan malah mematikan proses demokrasi. Musdah berpandangan, lewat agama bisa diajarkan nilai-nilai humanis dan pluralis.
“Pembangunan agama harus betul-betul membangun spiritualitas semua umat beragama yang kondusif sesuai dengan Pancasila,” kata dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...