Gedung Putih: Jabat Tangan Obama-Castro Tidak Direncanakan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Jabat tangan Presiden Barack Obama dengan Presiden Kuba Raul Castro pada Selasa (10/12) pada upacara memorial mendiang pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela “tidak direncanakan sebelumnya", kata seorang pejabat AS.
“Itu bukan pertemuan yang direncanakan sebelumnya,” kata staf Gedung Putih. “Di atas segalanya, hari ini adalah tentang penghormatan Nelson Mandela, dan itu fokus satu-satunya presiden di upacara memorial. Kami menghargai bahwa semua orang dari seluruh dunia berpartisipasi dalam upacara itu.”
Jabat tangan tersebut mendominasi berita upacara memorial Mandela yang digelar di sebuah stadion di Soweto, Afrika Selatan.
Obama terlebih dahulu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sebelum berpidato untuk mengenang Mandela, namun beberapa menit kemudian, dengan sedikit menyiratkan tentang negara seperti Kuba, mengatakan bahwa mereka yang memproklamirkan warisan Mandela harus menghormati maknanya dengan mengurangi pembatasan pada kebebasan.
Di Kuba, situs pemerintah melihat jabat tangan tersebut sebagai tanda harapan kemungkinan “awal dari berakhirnya agresi AS".
Dua negara terlibat dalam pertikaian sengit selama lebih dari 50 tahun. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...