Gelandang Napoli Korban Rasisme Berterima Kasih Atas Dukungan Penggemar
NAPOLI, SATUHARAPAN.COM – Kalidou Koulibaly, gelandang bertahan kesebelasan Napoli yang sempat terpukul karena menerima hinaan rasialisme mengucapkan terima kasih kepada para penggemar Napoli yang memberinya dukungan moral untuk terus berlaga.
"Itu adalah momen yang tak terlupakan bagi saya. Terima kasih kepada semua fans yang sekali lagi membuat San Paolo begitu indah dengan gerakan yang tak terlupakan ini untuk saya dan untuk seluruh dunia Kemenangan ini. bahkan lebih untuk Anda! Thanks (terima kasih, red),” kata Koulibaly mengucapkan terima kasih melalui akun Instagram, seperti diberitakan situs olahraga ESPN, hari Rabu (10/2).
Koulibaly menyebut dukungan dari para penggemar fanatik Napoli sangat penting karena dia dapat membantu Napoli dalam setiap pertandingan dalam rangka mempertahankan posisi teratas klasemen sementara Liga Seri A italia yang saat ini ditempati Napoli.
“Dukungan ini teramat berarti, karena saya bisa menunjukkan siapa saya,” kata dia.
Tim yang dilatih Maurizio Sarri ini mendapat dukungan dari para penggemar yang ditujukan bagi Koulibaly. Para pendukung Napoli di segenap penjuru Stadion San Paolo, Napoli, Italia mengenakan topeng dengan wajah Koulibaly saat Napoli menang dengan skor 1-0 atas Carpi hari Minggu (7/2) malam WIB.
Agen Koulibaly, Bruno Satin, bersikeras bahwa dukungan para penonton Napoli bagi kliennya di lapangan membuatnya terkenal dan kemungkinan besar akan laris di bursa transfer musim panas mendatang.
“Koulibaly telah menjadi anggota kunci dari skuad Napoli," kata Satin
“Sepakbola adalah permainan yang menarik dan pemain seperti dia bisa saja terkenal,” kata Satin.
Koulibaly, 24, menjadi berita utama pekan lalu di sejumlah media Italia, ketika ia menjadi korban rasisme oleh fans Lazio saat Liga Seri A Italia saat Napoli mempermalukan tuan rumah Lazio dengan skor 0-2, di Stadion Olimpico, Roma, Italia.
Saat terjadi insiden rasisme tersebut wasit yang memimpin laga, Massimiliano Irrati menghentikan pertandingan selama tiga menit.
Irriati, kala itu, setelah pertandingan mengemukakan kecewa bahwa insiden rasisme masih terjadi di Italia. “Situasi ini memalukan bagi siapa saja yang memiliki hati nurani, karena korbannya adalah orang baik-baik,” kata Irriati.
Irriati mengaku harus menghentikan laga agar kondisi psikologis pesepak bola yang menjadi korban rasisme tenang. “Saya harus menjaga keselamatan dia (pesepak bola korban Rasisme, red) karena bisa saja para penonton pelaku rasisme bertindak lebih brutal,” kata dia. (espnfc.com).
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...