Gelombang Bunuh Diri Petani di India
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM – Sedikitnya 12 petani dari wilayah penghasil kapas dari Vidarbha, negara bagian Maharashtra, India, melakukan bunuh diri karena kerugian besar akibat gagal panen kapas, sejak hari Jumat (25/12).
Ketua Kelompok advokasi petani Vidarbha, Kishore Tiwari, dalam siaran pers, hari Minggu (28/12) mengatakan bahwa kasus itu terjadi pada para petani di distrik Yavatmal, Wardha, Buldhana dan Amaravati.
Dikatakan bahwa kasus bunuh diri di kalangan petani adalah "masalah serius" di seluruh wilayah Vidarbha. "Pemerintah harus berpikir tentang menaikan harga kapas untuk mendukung para petani kapas."
Korban bunuh diri petani pada bulan ini adalah 52 orang, kata Tiwari, seperti dikutip dhakatribune.com. Siaran pers itu menyebutkan ada kecenderungan peningkatan kasus bunuh diri pada kalangan petani di Maharashtra, Telangana, Karnataka dan Punjab. Namun ada juga laporan kasus serupa dari Gujarat, Uttar Pradesh dan Tamil Nadu, seperti dikutip Times of India.
Sebuah laporan yang diterbitkan pada tanggal 19 Desember berjudul "Serangkaian Kasus Bunuh Diri Petani" menyalahkan meningkatnya kasus bunuh diri petani ini akibat musim yang tidak menentu pada awal tahun ini, masalah pinjaman, meningkatnya utang, hasil panen yang rendah, tingkat kegagalan tumbuh dan gagal panen tanaman mereka.
Data di Parlemen, misalnya menyebutkan 204 petani di Maharasthra bunuh diri hingga April 2014. Biro Catatan kejahatan Nasional India (NCRB) mengatakan total 11.744 petani mengakhiri hidup mereka di India tahun lalu, turun dari 13.754 pada tahun 2012.
Kasus terbesar, yaitu 3.146 kasus bunuh diri, terjadi di Maharashtra yang merupakan puncak daftar suram selama 12 tahun berturut-turut. Di India kasus bunuh diri di kalangan pentani mencapai 60.750 kasus sejak tahun 1995.
Sementara itu, situs berita Russia Today, dalam laporannya November lalu menyebutkan bahwa penulis dokumenter tentang kasus bunuh diri petani India, Alakananda Nag, telah mewawancarai puluhan kerabat petani yang mengakhiri hidup mereka.
Disebutkan bahwa peningkatan angka bunuh diri di kalangan petani terkait dengan penggunaan benih transgenik. Dia percaya para petani kecil sangat rentan dalam masalah ini.
Tuduhan mengarah pada benih yang diproduksi oleh sebuah perusahaan, Monsanto, yang disebutkan berkontribusi terhadap lebih dari 290.000 kasus bunuh diri pada petani India selama 20 tahun terakhir, kata laporan Russia Today.
Media itu menyebutkan juga bahwa Monsanto baru saja membayar sebesar US$ 2,4 juta kepada petani Amerika Serikat atas tuntutan hukum kepada perusahaan ini. Tuntutan itu dilakukan oleh petani gandum AS, karena strain rekayasa genetika yang seharusnya dilarang dan dibatalkan satu dekade yang lalu, masih ditemukan hidup di Oregon pada tahun 2013.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...