Gempa 8,2 SR di Chili, 5 Meninggal, Ratusan Narapidana Kabur
SANTIAGO, SATUHARAPAN.COM – Sebuah gempa besar berkekuatan 8,2 skala richter menghantam pantai utara Chili, di dekat pelabuhan Iquique, dan dikeluarkan peringatan tsunami bagi wilayah pantai Pasifik negara itu. Demikian dikatakan pejabat Chili seperti diungkaspkan media Santiago Times.
Gempa bumi terjadi di lepas pantai Utara Chili pada hari Selasa (1/4) malam waktu setempatmemicu peringatan tsunami di pantai Pasifik dan evakuasi diperintahkan untuk seluruh zona sampai Rabu (2/4) dini hari. Peringatan terutama untuk daerah selatan dari Chacabuco, Puertoriko hingga wilayah Aysen.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan bahwa gempa itu sangat dangkal, hanya 10 km di bawah dasar laut. Dan berpusat 86 kilometer barat laut dari Iquique, kota pelabuhan ekspor utama pertambangan Chili atau sekitar 55 km sebelah tenggara dari Cuya.
Gempa terjadi pada pukul 08:46 waktu setempat. Sejauh ini, seperti data dari Survei Geologi AS, setidaknya 20 gempa susulan terjadi pada kisaran lima skala Richter.
Kementerian Dalam Negeri Chili telah mengkonfirmasi lima orang meninggal di Iquique dan sekitarnya, dan sedikitnya tiga orang terluka parah.
Meskipun tidak ada kerusakan struktural yang signifikan yang telah dikonfirmasi akibat terputusnya saluran listrik, ada laporan terjadi kebakaran dan banjir di Iquique. Bahkan media lokal telah melaporkan beberapa kasus penjarahan.
Menteri Dalam Negeri Chili, Rodrigo Penailillo, menyebutkan 300 narapidana melarikan dari penjara perempuan di Iquique, dan laporan polisi menyebutkan 16 orang telah ditangkap kembali. Personil Angkatan Bersenjata dilaporkan diturunkan di jalanan kota untuk membantu menjaga ketertiban.
Estafania Morales, yang keluarganya tinggal di Iquique, mengatakan kepada Santiago Times bahwa gempa awal mengguncang dengan kuat dan menimbulkan ketakutan yang meluas di kota.
"Semuanya panik, pohon tumbang, jalan yang menghubungkan Iquique dan Alto Hospicio retak," kata Morales Selasa malam. "Semuanya jatuh, televisi, radio, jendela, dan bak mandi pecah."
Namun, bagi penduduk di kota-kota pesisir utara perhatian terbesar adalah kemungkinan terjadinya tsunami.
"Ketakutan yang sebenarnya adalah karena tsunami," kata Morales. "Saya memiliki kerabat yang sedang berlayar, yang bekerja sebagai nelayan, dan dia mengatakan telah diberitahu untuk pergi jauh dari laut, sampai pemberitahuan selanjutnya. Ini benar-benar mengkhawatirkan kami."
Presiden Setuju Pemberian Amnesti Narapidana demi Kemanusiaa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri ...