Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:44 WIB | Rabu, 08 Januari 2025

Gempa Bumi Dahsyat Menewaskan 126 Orang di Tibet, Mengguncang Nepal

Gempa Bumi Dahsyat Menewaskan 126 Orang di Tibet, Mengguncang Nepal
Orang-orang berdiri di antara puing bangunan rumah yang runtuh akibat gempa di Desa Tonglai di wilayah Dingri di Xigate, Tibet pada hari Selasa (7/1). (Foto: Xinhua via AP)
Gempa Bumi Dahsyat Menewaskan 126 Orang di Tibet, Mengguncang Nepal
Orang-orang berkumpul di area terbuka setelah gempa bumi mengguncang Kathmandu, dini hari Selasa, tanggal 7 Januari 2025. (Foto: AFP)

TIBET, SATUHARAPAN.COM-Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang kaki bukit utara Himalaya dekat salah satu kota tersuci di Tibet pada hari Selasa (7/1), kata otoritas China, menewaskan sedikitnya 95 orang dan mengguncang bangunan-bangunan di negara tetangga Nepal, Bhutan, dan India. Namun informasi terbaru gempa itu menewaskan 126 orang.

Gempa bumi terjadi pada pukul O9:05 pagi (01:05 GMT), dengan episentrumnya terletak di Tingri, daerah pedesaan yang dikenal sebagai gerbang utara ke wilayah Everest, pada kedalaman 10 kilometer (6,2 mil), menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China. Layanan Geologi Amerika Serikat menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 7,1 skala Richter.

Sedikitnya 95 orang diketahui tewas dan 130 orang terluka di wilayah Tibet, televisi pemerintah Tiongkok melaporkan enam jam kemudian. Tidak ada laporan kematian di tempat lain.

Bagian barat daya China, Nepal, dan India utara sering dilanda gempa bumi yang disebabkan oleh tabrakan lempeng tektonik India dan Eurasia.

Pusat gempa hari Selasa berada sekitar 80 kilometer (50 mil) di utara Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia dan tujuan populer bagi para pendaki dan penjelajah alam.

Musim dingin bukanlah musim yang populer bagi para pendaki dan penjelajah alam di Nepal, dengan seorang pendaki asal Jerman menjadi satu-satunya pendaki gunung yang memiliki izin untuk mendaki Gunung Everest. Ia telah meninggalkan base camp setelah gagal mencapai puncak, kata Lilathar Awasthi, seorang pejabat Departemen Pariwisata.

Otoritas Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal (NDRRMA) mengatakan gempa tersebut terasa di tujuh distrik perbukitan yang berbatasan dengan Tibet.

"Sejauh ini kami belum menerima informasi apa pun tentang hilangnya nyawa dan harta benda," kata juru bicara NDRRMA Dizan Bhattarai kepada Reuters. “Kami telah mengerahkan polisi, pasukan keamanan, dan otoritas setempat untuk mengumpulkan informasi,” katanya.

Banyak desa di wilayah perbatasan Nepal, yang jarang penduduknya, terpencil dan hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki.

Dampak gempa terasa di seluruh wilayah Shigatse di Tibet, yang dihuni 800.000 orang. Wilayah ini dikelola oleh kota Shigatse, tempat tinggal tradisional Panchen Lama, salah satu tokoh terpenting dalam agama Buddha Tibet.

Presiden China, Xi Jinping, mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan habis-habisan harus dilakukan untuk meminimalkan korban, memukimkan kembali orang-orang yang terkena dampak dengan benar, dan memastikan musim dingin yang aman dan hangat.

Lebih dari 1.500 petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat setempat telah dikirim ke daerah yang terkena dampak, kantor berita China, Xinhua, melaporkan.

Sekitar 22.000 barang termasuk tenda katun, mantel katun, selimut, dan tempat tidur lipat juga telah dikirim ke wilayah yang dilanda gempa, katanya.

Getaran Gempa Susulan

Desa-desa di Tingri, yang rata-rata terletak di ketinggian sekitar 4.000-5.000 meter (13.000-16.000 kaki), melaporkan guncangan kuat selama gempa, yang diikuti oleh puluhan gempa susulan dengan kekuatan hingga 4,4.

Bagian depan toko yang hancur dapat dilihat dalam sebuah video di media sosial yang menunjukkan dampak gempa di kota Lhatse, dengan puing-puing berhamburan ke jalan.

Reuters dapat mengonfirmasi lokasi berdasarkan bangunan di dekatnya, jendela, tata letak jalan, dan rambu-rambu yang cocok dengan citra satelit dan tampilan jalan.

Ada tiga kotapraja dan 27 desa dalam jarak 20 kilometer (12 mil) dari episentrum, dengan total populasi sekitar 6.900, dan lebih dari 1.000 rumah telah rusak, lapor Xinhua.

Pejabat pemerintah setempat berkoordinasi dengan kota-kota terdekat untuk mengukur dampak gempa dan memeriksa korban, dan China menutup wilayah Everest untuk wisatawan setelah gempa, tambahnya.

Gempa Tingri disebabkan oleh retakan di apa yang dikenal sebagai blok Lhasa di daerah yang mengalami kompresi utara-selatan dan tekanan barat-timur, CCTV melaporkan, mengutip para ahli China.

Sejak 1950, telah terjadi 21 gempa bumi berkekuatan 6 atau lebih di blok Lhasa, yang terbesar adalah gempa berkekuatan 6,9 di Mainling pada tahun 2017, menurut CCTV.

Mainling terletak di bagian hilir sungai Yarlung Zangbo di Tibet, tempat China berencana membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.

Gempa berkekuatan 7,8 melanda dekat ibu kota Nepal, Kathmandu pada tahun 2015, menewaskan sekitar 9.000 orang dan melukai ribuan orang dalam gempa bumi terburuk yang pernah ada di negara itu. Di antara korban tewas, sedikitnya 18 orang tewas di base camp Gunung Everest saat dilanda longsor.

Pada hari Selasa, gempa terasa di Kathmandu, sekitar 400 kilometer (250 mil) dari episentrum, dan penduduk kota itu berlarian keluar rumah.

"Tempat tidur berguncang dan saya pikir anak saya sedang memindahkan tempat tidur ... Saya tidak terlalu memperhatikan tetapi guncangan jendela membuat saya mengerti bahwa itu gempa bumi," kata penduduk Kathmandu Meera Adhikarii. "Saya masih gemetar karena takut dan syok."

Satu orang terluka di Kathmandu ketika dia melompat dari atas rumah setelah merasakan gempa kuat, kata Polisi NepalOkesman Bishwa Adhikari mengatakan. Pria itu dirawat di rumah sakit.

Gempa juga mengguncang Thimphu, ibu kota Bhutan, dan negara bagian Bihar di India utara yang berbatasan dengan Nepal. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan atau kehilangan harta benda, kata pejabat di India dan Bhutan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home