Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:48 WIB | Rabu, 08 Januari 2025

UNIFIL Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata di Lebanon

Kendaraan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melaju di Bent Jbeil, setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku, Lebanon selatan, 27 November 2024. (Foto: dok. Reuters)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon menuduh Israel pada hari Sabtu (4/1) melakukan "pelanggaran mencolok" terhadap resolusi Dewan Keamanan 2006 yang menjadi dasar gencatan senjata November dengan Hizbullah.

Pernyataan dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) muncul saat pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, memperingatkan bahwa kesabaran kelompok militan terhadap pelanggaran Israel dapat habis sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan gencatan senjata selama 60 hari.

Gencatan senjata yang rapuh, yang mulai berlaku pada tanggal 27 November, telah ditandai oleh tuduhan pelanggaran dari kedua belah pihak.

“Pagi ini, pasukan penjaga perdamaian mengamati sebuah buldoser (militer Israel) menghancurkan sebuah tong biru yang menandai garis penarikan antara Lebanon dan Israel di Labbouneh, serta sebuah menara observasi milik Angkatan Bersenjata Lebanon tepat di samping posisi UNIFIL di sana,” kata pasukan penjaga perdamaian tersebut.

“Penghancuran yang disengaja dan langsung oleh (militer) terhadap properti UNIFIL yang dapat diidentifikasi dengan jelas dan infrastruktur milik Angkatan Bersenjata Lebanon merupakan pelanggaran mencolok terhadap Resolusi 1701 dan hukum internasional.”

Pasukan tersebut, yang diwakili dalam panel yang mengawasi pelaksanaan gencatan senjata, meminta “semua aktor untuk menghindari tindakan apa pun, termasuk penghancuran properti dan infrastruktur sipil, yang dapat membahayakan penghentian permusuhan.”

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, tentara Lebanon akan dikerahkan bersama pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan saat tentara Israel menarik diri selama periode 60 hari.

Hizbullah akan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani -- sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan -- dan membongkar semua infrastruktur militer yang tersisa di selatan.

Pada akhir Desember, pasukan penjaga perdamaian PBB menyatakan keprihatinan atas kerusakan "berkelanjutan" yang dilakukan oleh militer Israel di Lebanon selatan.

Merinci serangan udara terbarunya di Lebanon pada hari Kamis (2/1), militer Israel mengatakan bahwa mereka bertindak untuk menghilangkan ancaman apa pun terhadap Israel "sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata."

Qassem mengatakan Hizbullah telah memutuskan untuk menunjukkan kesabaran, tetapi memperingatkan bahwa itu tidak akan berlangsung selamanya.

"Kami telah mengatakan bahwa kami memberikan kesempatan untuk mencegah pelanggaran Israel dan untuk melaksanakan perjanjian, dan kami akan bersabar," katanya, sambil menekankan: "Ini tidak berarti bahwa kami akan menunggu selama 60 hari."

"Kepemimpinan perlawanan menentukan kapan harus bersabar, kapan harus mengambil inisiatif, dan kapan harus menanggapi," katanya. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home