Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gempa dengan magnitudo 6,3 SR mengguncang Kabupaten Jayapura, Papua, pada pukul 23.38 WIB, Sabtu (18/1).
Dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Sabtu (18/1) malam, sumber gempa berada di 39 kilometer barat laut Kabupaten Jayapura dengan kedalaman 56 kilometer.
Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Beberapa menit sebelumnya, yaitu pukul 23.07 WIB, gempa berkedalaman 10 kilometer melanda wilayah Keerom, Papua dengan magnitudo 4,3.
Lalu, pada pukul 23.33 WIB, gempa pada kedalaman 10 kilometer juga terjadi di laut, lima kilometer di sisi selatan Kairatu, Seram Bagian Barat, Maluku, dengan magnitudo 3,2.
Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Papua
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa belum ada laporan kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 6,1 di wilayah Jayapura, Papua, yang terjadi pada Sabtu (18/1) pukul 23.38 WIB.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (19/1).
Rahmat pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan kabar-kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bersamaan dengan itu, BMKG juga menginstruksikan masyarakat untuk menghindari lereng tanah atau batuan yang berpotensi longsor.
Selain itu, jangan berada di bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Warga mesti memastikan bangunan mereka tetap dalam kondisi baik setelah diguncang gempa.
“Sebelum kembali ke rumah, periksa dan pastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan akibat getaran gempa,” tutur Rahmat.
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 terjadi di wilayah Jayapura pada Sabtu (18/1) pada pukul 23.38 WIB. Sebelum datanya dimutakhirkan, gempa disebut bermagnitudo 6,3.
Lokasi gempa berpusat di darat, 108 kilometer arah barat Kota Jayapura dengan kedalaman 53 kilometer.
BMKG menegaskan bahwa gempa bumi tersebut berjenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi bermekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak guncangan sangat terasa di Sentani dengan kekuatan IV Modified Mercalli Intensity (MMI) atau dapat dirasakan orang banyak pada siang hari di dalam rumah.
Lalu di Jayapura dan Sarmi kekuatan gempa mencapai III-IV MMI, Yahukimo dan Keerom III MMI dan Wamena II-III MMI.
Hasil pemantauan BMKG pada Minggu (19/1) dini hari pukul 00.17 WIB, terjadi gempa bumi susulan (after shock) dengan magnitudo 4,4.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...