Gen Z Berperan Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan peran Gen Z penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan lantaran generasi tersebut merupakan generasi yang baru masuk ke angkatan kerja.
“Pasca COVID-19, jumlah partisipasi kerja terus meningkat seiring pemulihan ekonomi yang berlangsung. Adik-adik di Universitas Padjajaran juga sebentar lagi akan masuk ke angkatan kerja, inilah momentum terbaik," kata Purbaya saat memberikan kuliah umum di Universitas Padjajaran, seperti dikutip dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (30/11).
Maka dari itu, ia menilai penting bagi para Gen Z untuk terus meningkatkan kualitas literasi, terutama mengenai ekonomi dan keuangan, pentingnya menabung, cara berinvestasi yang aman dan nyaman, serta berbagai tema lainnya.
Tingkat literasi keuangan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat suatu negara. Meski inklusi dan literasi keuangan di Indonesia telah mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, namun peningkatan literasi masih dapat dioptimalkan.
Dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, inklusi keuangan Indonesia berada pada level 85,1 persen, sedangkan literasi keuangan hanya 49,68 persen.
Menurut Purbaya, literasi pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Hal tersebut pun akan memberikan pengaruh besar pada masa depan suatu bangsa.
Oleh karenanya, bonus demografi yang saat ini sedang dinikmati Indonesia harus diiringi pula dengan kualitas SDM tersebut, sehingga hasil kepada perekonomian akan semakin besar.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS),Indonesia sudah memasuki masa bonus demografi sejak 2012, dengan periode puncak pada 2020-2023.
“Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yaitu 15-64 tahun yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk non produktif, termasuk di antara penduduk produktif yaitu Gen-Z sebanyak 66,74 juta jiwa atau 24,2 persen,” ujarnya.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...