OPEC Setuju Pengurangan Produksi Minyak Dua Juta Barel Per Hari
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Produsen minyak OPEC+ pada hari Kamis (30/11) menyetujui pengurangan produksi sukarela mendekati dua juta barel per hari (bph) untuk awal tahun depan.
Rusia mengatakan pada hari Kamis (30/11) bahwa pihaknya akan memperdalam pengurangan pasokan minyak sukarela menjadi 500.000 barel per hari (bph) dan memperpanjangnya hingga akhir kuartal pertama tahun 2024.
Uni Emirat Arab juga mengumumkan bahwa mereka akan secara sukarela mengurangi produksi minyaknya sebesar 163.000 barel per hari dari awal Januari hingga akhir Maret, kantor berita negara WAM melaporkan pada hari Kamis.
Irak akan memangkas produksi minyak sebesar 211.000 barel per hari, kementerian perminyakan Irak mengumumkan pada hari Kamis.
Sementara itu, menteri energi Aljazair mengatakan kepada Reuters bahwa negaranya telah setuju untuk memangkas produksi sebesar 50.000 barel per hari, sementara Kazakhstan mengatakan akan memangkas tambahan 82.000 barel per hari pada kuartal pertama.
Rusia sebelumnya berjanji untuk memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun ini.
Pemotongan tambahan ini dimaksudkan untuk “menjaga stabilitas dan keseimbangan pasar minyak,” kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan para menteri OPEC+.
Novak mengatakan Rusia akan mengurangi pasokan minyak mentahnya sebesar 300.000 barel per hari dan produk minyak olahannya sebesar 200.000 barel per hari berdasarkan tingkat patokan mulai Mei dan Juni 2023.
“Setelah itu, untuk menjaga stabilitas pasar, pemotongan tambahan ini akan dikembalikan ke pasar secara bertahap dengan kecepatan tergantung pada kondisi pasar,” kata Novak dalam pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Rusia.
Produksi minyak UEA akan mencapai 2,912 juta barel per hari mulai 1 Januari hingga akhir Maret, kata WAM. Setelah itu, pengurangan volume tambahan akan dikembalikan secara bertahap, tergantung pada kondisi pasar, tambahnya.
OPEC+ fokus pada produksi yang lebih rendah dengan harga yang turun dari mendekati US$ 98 pada akhir September dan kekhawatiran yang muncul atas melemahnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 dan ekspektasi surplus pasokan.
Arab Saudi, Rusia, Kuwait, Kazakhstan dan Aljazair termasuk di antara produsen yang mengatakan pengurangan produksi akan dibatalkan secara bertahap setelah kondisi pasar pada kuartal pertama memungkinkan.
Bersama dengan mitra minyak OPEC+, Rusia telah menahan produksi dan ekspor minyaknya dalam upaya untuk meningkatkan harga global.
Badan Energi Internasional (IEA) bulan ini memperkirakan perlambatan pertumbuhan permintaan pada tahun 2024 karena “fase terakhir dari pemulihan ekonomi akibat pandemi ini telah mereda dan seiring dengan meningkatnya efisiensi energi, perluasan armada kendaraan listrik, dan faktor-faktor struktural yang kembali muncul.” (WAM/Al Arabiya/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...