Genapkan Panggilan dengan Rendah Hati dan Jiwa Besar
”Seorang Pendeta harus tahu diri, dapat menjaga diri, serta membawa diri.”
SATUHARAPAN.COM – ”Entahkah saya harus bersukacita atau berdukacita di hari ini, saya tidak tahu. Saya sendiri bingung respons apa yang harus saya berikan tatkala jemaat atau kolega berkata kepada saya ’selamat!’ Saya hanya ingin taat menjalankan apa yang Sang Hidup itu sudah gariskan,” refleksi yang diungkapkan Pdt. Indra Kurniadi Tjandra, sesaat setelah penahbisannya menjadi pendeta, dikatakannya dengan suara bergetar.
Setelah delapan tahun masa pelayanannya di GKI Kota Modern-Tangerang, pada Senin, 2 Oktober 2017, Pnt. Indra Kurniadi Tjandra, S.Th., ditahbiskan sebagai pendeta. Berbagai wejangan diberikan Pdt. Imanuel Kristo dalam khotbahnya, antara lain: ”Seorang Pendeta harus tahu diri, dapat menjaga diri, serta membawa diri.”
Dengan bertelut Indra Kurniadi Tjandra dikeliling para pendeta yang menumpangkan tangan kepadanya, ”Allah yang Mahakasih dan Mahakuasa, Bapa Tuhan Yesus Kristus kiranya melengkapi Saudara dengan kuasa Roh Kudus, yang lembut bagai merpati, membara bagai api, agar Saudara cerdik dan tulus dalam menggembalakan Jemaat Tuhan yang telah ditebus oleh darah dan nyawa Kristus. Dan Allah yang Maha Murah serta penuh anugerah, memenuhi Saudara dengan karunia dan kuasa untuk melayani Firman dan Sakramen, penggembalaan dan pembangunan gereja dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin”
Haru merebak di ruang ibadah yang penuh dengan warga jemaat. Sukacita bersama para malaikat menyaksikan seorang Hamba Tuhan memasuki kehidupannya baru sebagai pendeta. ”Apakah momen ini adalah kebahagiaan? Saya tidak tahu. Apakah momen ini adalah kedukaan? Saya juga tidak tahu. Tetapi satu yang jelas, Sang Hidup itu mengijinkan saya untuk ditahbiskan sebagai pendeta pada hari Senin, 2 Oktober 2017. Selebihnya saya tidak tahu sama sekali. Tugas saya hanya tiga; pertama taat. Kedua, taat. Ketiga, taat…. Lukas 17:10b menyatakan, apabila kamu sudah selesai mengerjakan tugas yang diembankan kepadamu, maka kamu harus berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Untuk Indra Kurniadi Tjandra dan pendamping, Fidella Graine, selamat untuk taat mengikuti panggilan Sang Hidup. Teriknya Sang Mentari mungkin akan menyengat, gelapnya malam mungkin akan menggulita. Namun, semua itu tidak akan menghitamkan putihmu, karena Sang Pengutus menyertai langkah-langkah kalian.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...