Gerakan Anti Muslim Jerman, Pegida, akan Jadi Partai Politik
DRESDEN, SATUHARAPAN.COM - Gerakan anti Islam dan anti imigran Jerman, Pegida, menyatakan sedang berupaya untuk mendirikan partai politik kendati menegaskan tidak akan menarik pengikut dari partai populis kanan, Alternative for Germany (AfD), partai yang juga sangat kritis terhadap Islam dan imigran.
Dalam sebuah rapat di Dresden, ketua gerakan itu, Lutz Bachmann, mengatakan partai politik baru itu akan diberi nama Popular Party for Freedom and Direct Democracy atau FDDV (dalam akronim bahasa Jerman).
Bachmann yang dihukum dan didenda pada bulan Mei atas dakwaan menghasut kebencian rasial dengan mencap pengungsi sebagai "sapi" dan "sampah" di media sosial, bersikeras bahwa dia tidak berniat untuk menjadi pemimpin partai.
Langkah Pegida untuk membentuk sebuah partai muncul di tengah langkah pemerintah Jerman mempertimbangkan larangan terhadap perkumpulan yang merupakan cikal bakal Pegida (yang merupakan singkatan dari organisasi dalam Bahasa Jerman, yang artinya Patriotik Eropa Menentang Islamisasi Barat), karena kekhawatiran menumbuhkan ekstremisme.
Menurut Times of Israel, mengutip laporan AFP, pengumuman ini dibuat beberapa jam sebelum pengungsi Afghanistan menyerang penumpang kereta di Jerman dengan kapak dan pisau, melukai tiga orang dalam apa yang dikatakan seorang pejabat kemungkinan merupakan serangan ISIS.
Remaja berusia 17 tahun itu ditembak mati oleh polisi dan serangan ini tampaknya telah menaikkan tensi politik di Jerman.
Bachmann menegaskan partai baru itu tidak akan menjadi bayang-bayang dari AfD yang mencatat lebih dari 10 persen dukungan pada beberapa bulan terakhir.
AfD didirikan sebagai partai penentang Uni Eropa pada tahun 2013, namun sekarang lebih fokus menentang keterbukaan terhadap Islam dan pengungsi di Jerman.
"Kami akan mendukung AFD di pemilu berikutnya (dijadwalkan untuk 2017) dan hanya akan mengajukan kandidat dalam jumlah terbatas," kata Bachmann.
Dia menambahkan bahwa hubungan antara kedua gerakan ekstrem kanan itu masih berjalan dengan baik dan hanya dengan bersama mereka dapat mencapai tujuan bersama.
Keretakan di AfD telah terlihat dalam beberapa bulan terakhir, dengan semakin dalamnya perpecahan kepemimpinan setelah komentar anti-Semit oleh salah satu anggota parlemen partai.
Ada juga perbedaan dalam AfD tentang apakah akan merangkul PEGIDA atau tetap mempertahankan gerakan itu sebagai organisasi sayap.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...