Gerakan PBB Tekan Tingkat Kematian Ibu dan Anak
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 300 pemerintahan, yayasan dan bisnis di seluruh dunia telah bergabung dengan inisiatif yang dipimpin PBB, untuk memajukan layanan kesehatan bagi jutaan perempuan dan anak-anak miskin.
Gerakan yang disebut ‘Setiap Perempuan Setiap Anak’ itu, melaporkan hasilnya tingkat kematian ibu dan anak telah berkurang di negara-negara sasaran.
“Setiap Perempuan Setiap Anak,” atau disingkat EWEC, diluncurkan oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon pada tahun 2010 untuk mempercepat kemajuan mencapai Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs, demi kesehatan.
Manajer senior gerakan itu, Nana Kuo, mengatakan organisasinya telah menjadi kemitraan publik global yang berkembang paling pesat dalam sejarah.
“Diperkirakan sejak tahun 2010, 2.4 juta nyawa perempuan dan anak-anak telah diselamatkan. Ini termasuk 40 persen nyawa yang bisa diselamatkan jika MDGs dapat dicapai pada akhir 2015. 2,4 juta nyawa itu termasuk 120.000 perempuan, 650.000 bayi yang baru lahir dan 1,6 juta balita,” kata Nana Kuo.
Kuo mengatakan, inisiatif yang bertujuan mengurangi kematian bayi yang baru lahir, perencanaan keluarga, meningkatkan kesehatan remaja, menyediakan obat-obatan yang menyelamatkan nyawa dan menyediakan layanan kesehatan itu difokuskan pada 49 negara miskin, dan kemajuan itu telah tercatat.
Hasil yang positif itu datang dari dukungan politik, dan keuangan pada berbagai tingkatan dan tumbuh hampir 25 persen dalam lima tahun terakhir. Negara-negara kaya dan miskin, yayasan-yayasan swasta, bisnis-bisnis, para anggota masyarakat madani dan PBB telah berjanji untuk menyumbangkan 60 miliar dolar (Rp 789 triliun), dan hampir dua pertiganya telah disalurkan.
Kuo mengatakan, sebagian besar kematian ibu dan anak dapat dicegah dengan solusi yang terjangkau dan sederhana, sehingga memberikan harapan bahwa tujuan itu mungkin tercapai.
“Kini kita melihat kematian ibu dan anak berkurang sangat cepat, dengan 6,4 juta kematian anak berkurang setiap tahun dan kematian ibu berkurang separuh sejak 1990,” katanya.
Tetapi Kuo mengatakan agendanya belum selesai, dan banyak yang perlu dilakukan untuk mempertahankan kemajuan ini dan mempercepat tercapainya tujuan akhir yaitu mengakhiri kematian ibu dan anak yang harapannya akan dapat dihilangkan dalam satu generasi. (voaindonesia)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...