Gerakan V-Day Kumpulkan Rp 960 Miliar untuk Mengakhiri Kekerasan pada Perempuan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Gerakan V-Day yang diselenggarakan World Communion of Reformed Churches (WCRC / Kerukuman Dunia Gereja Reformasi) telah mengumpulkan lebih dari US$ 80 juta (setara Rp 960 miliar) dana untuk berpendidikan mengenai isu kekerasan terhadap perempuan dan upaya untuk mengakhirinya.
Dana itu digunakan untuk, pendidikan, dan kampanye internasional mengakhiri kekerasan pada perempuan yang meliputi 12.000 program masyarakat di Kongo, Haiti, Kenya, South Dakota, Mesir dan Irak.
Program pengumpulan dana itu dimulai pada 14 Februari tahun lalu dengan mengajak satu miliar orang di 207 negara untuk bangkit dan menari, sebagai ekspresi menuntut diakhirinya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Gerakan itu mengambil peluang pada hari Valentin, dan V dimaknai sebagai Victory, Valentine dan Vagina.
Hingga 14 Februari lalu, upaya itu terus meningkat dan Gerakan V-Day menyerukan kaum perempuan dan laki-laki di mana pun untuk menuntut keadilan. Dan WCRC menyerukan anggotanya untuk bergabung dalam gerakan ini.
"Berbicara menentang kekerasan jender adalah masalah keadilan, dan keadilan adalah jantung dari Injil Yesus," kata Dora Arce-Valentin, Sekretaris Eksekutif WCRC untuk keadilan dan kemitraan.
"Jadi, kita mengangkat suara bersama-sama dengan jutaan orang di seluruh dunia adalah cara untuk mewujudkan iman kita dan memberitakan kabar baik kepada orang-orang bahwa Allah mengasihi korban ketidakadilan,” kata dia menambahkan.
Panggilan Global
Penyelenggara acara tersebut mengatakan bahwa kegiatan "Satu Miliar Meningkatkan Keadilan” adalah panggilan global untuk perempuan korban kekerasan dan orang-orang yang mengasihi mereka.
Perempuan berhak atas keadilan untuk merasa aman di mana pun mereka berada, di gedung pengadilan, kantor polisi, kantor pemerintah, sekolah, tempat kerja, lingkungan, pengadilan militer, kedutaan besar, tempat ibadah, rumah, atau tempat pertemuan umum. Namun di tempat-tempat itu perempuan sering tidak menemukan keadilan dan rasa aman.
“Ini adalah panggilan bagi para korban dengan cara memecah keheningan dan merilis cerita politik, spiritual, penghinaan melalui seni tari, pawai, ritual, lagu, kata yang diucapkan kesaksian, dan cara apa pun yang benar,” katan penyataan itu.
“Gerakan V-Day dari aktivis global untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan," kata pernyataan itu dalam situsnya. "V-Day adalah katalis yang mempromosikan kegiatan kreatif untuk meningkatkan kesadaran, mengumpulkan uang, dan merevitalisasi semangat organisasi anti kekerasan.”
Gerakan V-Day menghasilkan perhatian yang lebih luas bagi perjuangan untuk menghentikan pemerkosaan, incest, mutilasi alat kelamin perempuan, dan perbudakan seks. (WCRC)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...