Gereja Armenia Kanonisasi 1,5 Juta Korban Genosida Ottoman Turki
ARMENIA, SATUHARAPAN.COM- Gereja Armenia tengah mempersiapkan kanonisasi bagi sekitar 1,5 juta orang Armenia yang menjadi korban genosida oleh Kekaisaran Ottoman di Turki pada tahun 1915.
Kanonisasi ini akan menjadi keputusan yang terbesar dalam sejarah mengenai kanonisasi orang-orang yang sudah meninggal oleh Gereja Apostolik Armenia. Demikian dilaporkan Christian Today.
Kanonisasi iru untuk menandai 100 tahun genosida, kekejaman yang dilakukan oleh penguasa Kekaisaran Ottoman Turki terhadap penduduk Armenia pada tahun 1915. Keputusan itu akan disampaikan dalam liturgi pada tanggal 23 April di katedral Patriark See di Echmiadzin, gereja induk yang indah di Armenia.
Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada 3 Februari oleh Patriark See, Karekin.
Patriark Karekin dalam sebuah pernyataan mengatakan tentang kanonisasi, "Gereja Armenian tidak menguduskan mereka (sebagai santo atau santa-Red). Namun mengakui kekudusan sebagai orang-orang biasa di antara orang-orang yang telah dengan ditunjukkannya bukti (sebagai korban-Red), Gereja hanya mengakui apa yang terjadi, yaitu genosida."
Keputusan untuk mengakuii korban genosida sebagai orang kudus dibuat pada September 2013, dalam pertemuan di Echmiadzin.
Dalam liturgi pada April 23 yang disusun sebagai Mazmur "April April" oleh almarhum Uskup Zareh Aznavourian, akan digunakan sebagai Mazmur untuk kanonisasi itu. Kanonisasi itu akan dihadiri oleh kepala Gereja Oriental dan delegasi dari Gereja-gereja lain.
Seperti diketahui, segera setelah dia menjadi Paus pada tahun 2013, Paus Fransiskus mengkanonisasi 800 orang martir yang meninggal pada abad ke-15 oleh Kekaisaran Ottoman Turki, karena mereka menolak untuk masuk Islam. Mereka dikenal sebagai "martir Otranto".
Romo Alexander Lucie-Smith menulis pada The Catholic Herald pekan ini tentang bagaimana pada tanggal 24 April 1915 pemerintah Ottoman mulai menangkap dan mendeportasi warga Armenia yang telah tinggal di Anatolia "sejak dahulu kala".
Kampanye yang dilakukan dengan penangkapan, deportasi, pembantaian dan pemusnahan yang menyebabkan kematian hingga 1,5 juta orang Armenia. "Karena alasan ini bahwa pengunjung ke Turki hari ini akan menemukan banyak sejarah Armenia tetapi tidak ada orang Armenia yang sebenarnya di sana, atau setidaknya sangat sedikit."
Dia menambahkan, "Genosida Armenia diperingati di seluruh dunia, tapi tidak di Turki dan tidak banyak di Inggris, yang sengaja menghindari menyebutkan genosida agar tidak membahayakan hubungan dengan Turki."
Dia mencontohkan pandangan Hitler mengenai genosida Armenia, "Kekuatan kami adalah kecepatan dan kebrutalan kami... Siapa yang masih berbicara saat ini tentang pemusnahan Armenia?"
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...