Gereja Bantah Pastor akan Disalibkan ISIS di Jumat Agung
ADEN, SATUHARAPAN.COM - Kekhawatiran merebak atas informasi yang belum dikonfirmasi kebenarannya, tentang seorang pastor yang diyakini telah diculik oleh ISIS dan akan disalibkan pada hari Jumat Agung, 25 Maret 2016
Pastor Tom Uzhunnalil ditangkap ketika empat militan bersenjata menyerbu panti jompo di Aden, Yaman 4 Maret lalu.
Orang-orang bersenjata tersebut membunuh 16 orang, termasuk empat biarawati dalam sebuah serangan brutal.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas penculikan Pastor Tom, yang merupakan anggota Ordo Salesian di Bangalore, India. Namun, biarawati yang selamat dari serangan itu mengatakan ISIS yang bertanggung jawab.
Informasi tentang diculik dan akan disalibkannya Pastor Tom pertama kali datang dari Kesusteran Fransiskan dari Siessen, Afrika Selatan.
"Diinformasikan bahwa pastor Salesian, Pastor Tom, diculik ISIS dari Biara Misionaris Cinta Kasih di Yaman," demikian bunyi postingan pada 19 Maret 2016, sebagaimana dikutip oleh mirror.co.uk.
Belakangan laporan di media sosial menngindikasikan bahwa pastor itu akan menghadapi penyiksaan pada hari Jumat pada saat umat Kristen memperingati kematian Yesus Kristus.
Kesusteran Fransiskan di Siessen, yang berbasis di Afrika Selatan, memposting status di Facebook dengan mengatakan: "Diberitahu bahwa imam Salesian, Pastor Tom yang diculik oleh ISIS dari Misionaris Cinta Kasih di Yaman sedang disiksa dan akan disalibkan pada Jumat Agung.
"Diserukan doa bersama yang serius dari kita semua."
Namun sejak ramainya pembicaraan tentang hal itu di media massa, ordo tempat Pastor Tom berasal telah membantah berita itu.
Di lain pihak, mereka juga tidak dapat mengatakan di mana saat ini sang pastor berada, apakah masih hidup atau sudah meninggal.
Pastor Mathew Valarkot, juru bicara Ordo Salesian di Bangalore tempat Pastor Tom berasal, mengatakan, "Kami benar-benar tidak ada informasi tentang Pastor Tom," sebagaimana dilaporkan oleh ucanews.com.
"Bahkan sampai hari ini kami tidak tahu siapa yang telah menculik dia dan apa motif mereka, karena tidak ada yang mengaku bertanggung jawab."
Ucanews.com juga melaporkan bahwa Gereja dan saluran diplomatik Vatikan juga bekerja untuk mencari Pastor Tom. Valarkot mengatakan pihaknya sudah menekan pemerintah untuk memberikan jawaban.
"Tapi bahkan hari ini kami tidak tahu siapa yang telah mengambil dia dan apa motif mereka karena tidak ada yang mengaku bertanggung jawab," kata Valarkot.
Valarkot mengesampingkan berita bahwa Pastor Tom akan disalibkan.
"Ini semua adalah rumor. Bila tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut, bagaimana kita tahu rincian lainnya," kata Valarkot.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja India, Joseph Chinnayan, mengatakan kementerian luar negeri India telah memastikan ditingkatkannya upaya pencarian Pastor Tom.
Menurut Valarkot, "kita perlu bersabar dengan sistem," seraya mengingatkan bahwa seorang pastor Jesuit India yang diculik oleh teroris Islam di Afghanistan pada 2014, dibebaskan setelah sembilan bulan atas upaya pemerintah India.
Awal bulan ini, satu-satunya yang selamat dari serangan brutal itu, Suster Sally, menggambarkan bagaimana para militan, yang katanya adalah ISIS, membunuh semua orang.
Pengakuannya, yang dilaporkan oleh Christian Post, menggambarkan bagaimana ia menghindari kematian dengan bersembunyi di balik pintu, sementara pejuang ISIS mencari nya.
"Mereka membunuh satu persatu. Mereka mengikat mereka ke pohon, menembak mereka di kepala dan menghancurkan kepala mereka."
Christian Post juga menggambarkan bahwa, "Orang-orang ISIS ini ada di mana-mana, mencari dia (Suster Sally), karena mereka tahu ada lima (biarawati). Setidaknya tiga kali mereka datang ke ruang refrigerator. Dia tidak bersembunyi, tapi tetap berdiri di balik pintu. Mereka tidak pernah melihatnya. Ini sebuah keajaiban."
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...