Gereja di Aleppo Sambut Muslim dengan Tangan Terbuka
ALEPPO, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah gereja di Aleppo, Suriah menyambut banyak Muslim di negara tersebut dengan tangan terbuka, mereka merupakan kelompok yang mengungsi ke wilayah yang mayoritas beragama Kristen tersebut.
Seperti diberitakan Christian Daily, hari Jumat (4/11), salah satu perempuan Kristen Armenia, Kristina, menuturkan banyak Muslim yang merasa gembira kali pertama mendapat pertolongan dari berbagai gereja di Aleppo.
Kristina menuturkan sebelumnya banyak Muslim di negara tersebut merasa sedih karena banyak Muslim di pengungsian yang memiliki anggapan salah tentang Kristen di negara tersebut, karena mereka menganggap umat Kristen adalah orang yang setiap malam berpesta di klub malam.
Kristina (28) mengisahkan kembali kesulitan yang dia alami pada 2015 saat melahirkan anaknya di tengah perang yang berkecamuk di negara tersebut. Kekerasan yang semakin mengalami peningkatan memicu umat Kristen meninggalkan Aleppo, dan menurut Kristina saat ini gereja tempat dia menunaikan ibadah saat ini hanya berisi sepuluh persen dari jumlah jemaat aslinya.
“Apakah Anda tahu sebuah hal yang menakjubkan? Gereja masih penuh dengan orang, meski yang memenuhi adalah orang-orang yang tercerai berai, terutama banyak Muslim yang sekarang menetap di sini,” kata Kristina.
“Banyak Muslim yang sebenarnya terkejut saat mereka melihat banyak perempuan Kristen di gereja ini yang memberi pelayanan kepada mereka. Mereka membayangkan banyak perempuan Kristen sehari-hari di klub malam dan bergaul dengan alkohol. Melihat dan bertemu dengan mereka adalah sebuah hal yang mengejutkan bagi mereka sekaligus bagi kami,” kata dia.
Kristina mengatakan banyak masjid di Suriah tidak menawarkan program bantuan. Layanan kemanusiaan yang diberikan gereja kepada banyak keluarga Muslim membuat umat Muslim berpikir ulang pandangan mereka tentang Kristen.
Saat ini di tempat tersebut terjadi peningkatan jumlah Muslim usia anak-anak yang berpartisipasi dalam aktivitas bernuansa Alkitab di gereja, namun banyak ibu yang menanggapi hal tersebut sebagai sebuah hal yang positif karena dari aktivitas tersebut anak-anak dapat belajar tentang Tuhan, walau banyak kepala keluarga yang menentang tindakan tersebut.
Satu bulan lalu, menurut Sputnik News yang dikutip kembali oleh Christian Daily menyebut Direktur Angkatan Udara Suriah, Jamil Hassan mengatakan kekerasan di Aleppo dapat berakhir dalam sepuluh hari jika Amerika Serikat dan Uni Eropa berhenti membiayai kelompok militan di negara tersebut.
Dia mengatakan dua kelompok besar tersebut menerapkan standar ganda di Suriah. Hassan menuduh bangsa Barat tetap diam terhadap aksi terorisme yang menargetkan warga sipil di Aleppo bagian Barat.
Warga sipil Suriah telah menderita sejak 2011 saat Pemerintah berhadap-hadapan dengan kelompok oposisi yang mencoba menggulingkan pemerintah Bashar Al Assad. Aleppo sejak lama menjadi medan pertempuran, dan mengakibatkan ribuan penduduknya menderita. (christiandaily.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...