Gereja di Eropa dan Amerika Tolak Serangan Militer di Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin Gereja Katolik di Eropa dan Amerika menyerukan dipilihnya solusi politik di Suriah, dan memperingatkan bahwa intervensi militer dapat meningkatkan eskalasi permusuhan.
Dalam sebuah surat yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Ketua Komite Uskup tentang Keadilan dan Perdamaian Internasional menyebutkan bahwa " jalan dialog dan negosiasi antara semua komponen masyarakat Suriah, dengan dukungan dari komunitas internasional, adalah satu-satunya pilihan" untuk mengakhiri konflik di Suriah.
Komite itu menegaskan kembali bahwa "rakyat Suriah sangat membutuhkan solusi politik untuk mengakhiri pertempuran dan membangun masa depan yang menghormati hak beragama dan kebebasan beragama."
Surat tersebut tandatangani Uskup Richard E. Pates dari Des Moines, Iowa, dan meminta AS bekerja sama dengan pemerintah lain untuk memilih negosiasi dan gencatan senjata di Suriah.
Sementara itu, Kardinal Christoph Schonborn dari Wina, Australia mengatakan bahwa "mengangkat senjata hanya bisa menjadi pilihan terakhir." Dia mempertanyakan, “Apakah program senjata sebelumnya sukses di wilayah ini, dan apakah perang di Irak dan Afghanistan membawa perdamaian? Hal baik apa yang dapat dilakukan oleh bom di negara yang berdarah oleh ribuan luka?”
Pengadilan Internasional
Selain itu, presiden konferensi uskup Jerman juga mengecam rencana serangan dan mengatakan PBB yang didukung Mahkamah Internasional harus diizinkan untuk menyelidiki serangan senjata kimia di Damaskus, Suriah, 21 Agustus lalu.
Sebelumnya, para pemimpin gereja di Timur Tengah memperingatkan untuk tidak dilakukannya intervensi militer di Suriah. Hal itu disampaikan Uskup Agung, Fouad Twal, patriark Latin dari Yerusalem, patriark kelahiran Suriah, Melkite Gregoire III Laham dan Uskup Antoine Audo dari Aleppo.
Sementara itu, kepala hubungan ekumenis untuk Gereja Ortodoks Rusia, mengatakan bahwa korban perang di Suriah akan lebih menjadi korban. Kelompok Kristen Suriah akan menderita oleh kekuatan ekstremis radikal yang akan mengambil kekuasaan.
Dari Inggris diberitakan bahwa Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, berbicara menentang rencana serangan yang diperdebatankan di parlemen. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa dia ia percaya tentang pilihan pasivitas dan perubahan rezim secara total di Suriah.
Konferensi Gereja-gereja Eropa yang mewakili lebih dari seratus gereja menyebutkan bahwa penggunaan senjata kimia adalah eskalasi yang mengkhawatirkan. Dan Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches /WCC) mengingatkan untuk menemukan solusi politik dan diplomasi, bukan intervensi dengan kekuatan senjata. (catholicnews.com / oikoumene.org)
Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ek...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menter...