Gereja di Kenya Tahbiskan Teolog Penyandang Disabilitas
KENYA, SATUHARAPAN.COM – Dawn Karungari Gikandi (31), seorang warga negara Kenya telah ditabiskan sebagai pendeta oleh Gereja Presbiterian Afrika Timur (PCEA), sebuah gereja anggota Dewan Gereja Dunia (WCC). Gikandi adalah satu di antara beberapa orang teolog perempuan yang menyandang cacat fisik atau disabilitas yang melayani di gereja sebagai pendeta.
Gikandi dilahirkan dengan kecacatan fisik akibat kecelakaan yang dialami ibunya. Untuk mengatasi cacat fisik ini, dia berjalan dengan menggunakan alat penjepit punggung dan tongkat.
“Saya memiliki banyak pengharapan dan cita-cita,” kata Gikandi saat dirinya ditahbiskan oleh PCEA, Thiririka Presbytery di Paroki Juja, Minggu (13/4).
“Saya berharap bisa menjangkau lebih banyak orang untuk bercerita tentang iman, menyemangati dan membantu meningkatkan kondisi mereka. Ini yang bisa saya lakukan dengan memberi contoh melalui hidup saya yang bertujuan untuk memotivasi mereka untuk menggapai impian mereka.”
“Saya ingin menceritakan kisah pengharapan yang menginspirasi dari orang lain.”
“Saya sadar bahwa setiap orang memiliki cerita dan beberapa diantaranya benar-benar luar biasa karena telah mengalami, mengatasi dan mencapai impian mereka. Saya sangat percaya bahwa setiap orang memiliki suatu cerita yang bersifat kemanusiaan, unik dan indah – tidak peduli seberapa kecil ukurannya,” kata dia.
Gikandi adalah pelayan di Majelis WCC kesembilan di Brasil 2006 dan peserta KTT Dunia YWCA Remaja Putri di Ethiopia pada Januari 2013.
Gikandi telah bekerja sebagai sukarelawan dengan gereja yang ada di rumahnya dan masyarakat untuk menyoroti isu-isu iman, kemiskinan, HIV dan AIDS dan kekhawatiran yang berkaitan dengan persoalan remaja. Dia menjabat sebagai ketua persekutuan pemuda dari jemaat PCEA di Membley dan paroki di Ruiru dan Kamiti. (oikumene.org)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...