Keluarga Korban: Aku Tahu Mereka di Surga
KANSAS CITY, SATUHARAPAN.COM – “Saya langsung tahu mereka berada di surga,” kata Mindy Corporon kepada ratusan orang yang berkumpul di ibadah interfaith setelah penembakan Minggu (13/4) pagi di Pusat Komunitas Yahudi (JCC) di Kansas City.
Dia berbicara tentang ayahnya, Dr William Corporon, dan anaknya 14 tahun, Reat Underwood, yang dibunuh saat duduk di mobil mereka di sebelah White Theater di Pusat Komunitas Yahudi di pinggiran kota Kansas City.
“Dan aku tahu mereka berada di surga bersama-sama.” Hadirin menangis menemani isak Mindy Corporon yang kehilangan anaknya dan ayahnya. Tidak ada yang menduga dia bakal menghadiri ibadah. Banyak yang tidak yakin siapa wanita yang memakai jaket rajut warna merah dengan kerudung bertulis Oklahoma, saat ia berjalan ke mimbar dibantu seorang temannya.
Corporon melanjutkan untuk menggambarkan betapa Reat menikmati akting dan menyanyi, menjelaskan bahwa ia berada di JCC mengikuti audisi untuk kompetisi KC SuperStar. Corporon sedang menemani saudara Reat yang sedang bertanding lacrosse. Jadi, ia meminta ayahnya—kakek Reat—untuk mengambil alih tugas mengantar Reat. Begitu mendengar kejadian itu, Mindy Corporon cepat-cepat ke tempat kejadian sebelum polisi dan ambulans.
“Saya shock,” katanya, “tapi saya ingin memberi tahu Anda betapa saya menghargai kalian semua yang hadir di sini.” Dia juga meminta agar hadirin mengingat korban ketiga, meninggal dalam mobilnya di Desa Shalom. Ia seorang Yahudi pensiunan yang rumahnya terletak beberapa blok dari pusat komunitas. Namanya belum dirilis hingga Minggu malam.
Lintas Iman
Seorang tersangka, digambarkan sebagai seorang pria kulit putih berusia 70 tahunan bukan dari Kansas, ditangkap tak lama setelah penembakan, AP melaporkan. Kepala Kepolisian Overland Park, John Douglass mengatakan tersangka ditahan di Pusat Penahanan Johnson County, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut.
“Kita semua berduka dengan cara yang berbeda,” kata Corporon. Ibadah diselenggarakan oleh Rev Gar Demo dari Gereja St Thomas the Apostle Episcopal Church, beberapa kilometer dari JCC, dan Rabbi Jacques Cukierkorn dari Temple Israel.
Ada orang-orang Kristen, Yahudi, Muslim, Hindu, dan Buddha. Adirah Liebschutz, para penyanyi untuk Temple Israel, menyajikan musik yang mengekspresikan perkabungan.
“Tidak ada kata-kata, tetapi kata-kata adalah semua yang kita miliki,” kata Uskup Dean Wolfe kepada hadirin.
Di antara hampir selusin pembicara ada dua gadis 16 tahun, bagian dari pertemuan kelompok pemuda di JCC, yang menggambarkan dua jam saat mereka terjebak. Rachel Trout mengatakan “naluri” yang menyelamatkannya. Ia dibantu oleh Bailey Wainstock, mendorong meja dan kursi ke arah pintu yang tidak berjendela. Keduanya tetap tenang sementara mereka menunggu—tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apakah seorang pria bersenjata akan berusaha masuk ke tempat persembunyian mereka.
Pembicara lain, Bill Tammeus, mantan kolumnis Iman untuk Kansas City Star, mengakui ada kemungkinan tidak ada jawaban untuk pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi. Tapi, ada hal-hal yang bisa kami lakukan. “Semua agama besar memanggil kita” untuk melakukan hal-hal tertentu pada saat-saat seperti ini, ia berkata: “Untuk menjadi agen kebaikan bagi para korban ... untuk hadir bagi mereka yang berkabung.”
Dia meminta hadirin agar “mendidik anak-anak dan cucu kita” mengambil sikap terhadap kebencian. Tammeus juga meminta agar kita masing-masing melakukan tindakan dalam 48 jam ke depan untuk membantu membangun kembali masyarakat yang berdasar “belas kasih, keadilan, rahmat, pemahaman, dan kasih.” (washingtonpost.com)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...