Gereja di Ukraina Menyambut Paskah di Tengah Kehancuran Akibat Invasi Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pekan ini adalah pekan suci bagi umat Kristen di seluruh dunia, menjelang perayaan Jumat Agung (15/4) ketika Tuhan Yesus disalibkan dan mati, dan Minggu Paskah (17/4) ketika Tuhan Yesus bangkit dari kematian.
Dalam suasana menjelang Paskah, gereja-gereja di di tiga kota di Ukraina menggumuli keteguhan iman, harapan, dan tindakan mereka pada hari Minggu (10/4) yang dikenal secara umum di dunia sebagai Minggu Palma.
Di Bucha, Ukraina, yang dikejutkan oleh kekejaman invasi Rusia yang meninggalkan mayat di jalan-jalan, ada puluhan umat berkumpul untuk kebaktian, sementara penggalian mayat dilanjutkan oleh yang lain dari kuburan massal di halaman gereja mereka.
Di Makarov, sebagian anggota jemaat mengunjungi gereja tepi sungai yang rusak parah, terkadang mereka meneteskan air mata. Salib emas kecil untuk rosario tergeletak berserakan di lantai bercampur dengan pecahan kaca.
Dan di Borodyanka, di mana serangan Rusia menciptakan lubang hitam di gedung apartemen bertingkat tinggi, sukarelawan memenuhi gereja yang hampir tak tersentuh dengan berjalan kaki singkat, sementara penduduk berbaris di pintu untuk mendapatkan makanan dan bantuan lainnya. Banyak orang tua yang tinggal di kota sementara yang lain melarikan diri ketika serangan Rusia melanda kota itu.
Pada hari Minggu, ketika Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata Paskah di Ukraina untuk membuka jalan bagi perdamaian yang dinegosiasikan, pengunjung gereja berdoa memohon kepada Tuhan untuk mengingat kelangsungan hidup mereka.
“Setiap orang yang pergi, dari mana saja, Makarov, Bucha, Hostomel atau dari Andriivka, desa tetangga yang dihancurkan rata dengan tanah; masing-masing, bahkan mereka yang tidak tahu Doa Bapa Kami, dia berbicara kepada Tuhan dengan kata-katanya sendiri,” kata Alona Parkhomenko di Makarov, di mana bagian luar gereja terlihat penuh lubang peluru, dan imam memperingatkan tentang pecahan kaca yang mungkin jatuh.
Mundurnya Rusia dari wilayah sekitar Kiev telah memungkinkan beberapa dari jutaan orang Ukraina yang melarikan diri melintasi perbatasan atau ke bagian lain negara itu untuk kembali ke rumah. Beberapa menemukan tempat ibadah mereka rusak atau hancur. Pihak berwenang Ukraina pada akhir Maret mengatakan setidaknya 59 situs spiritual termasuk gereja, masjid, dan sinagoga telah diserang.
Di Makarov, pastor Bogdan Lisechenko, mengatakan gereja di samping sungai berada dalam kondisi kritis dengan hujan musim semi yang mendekat. “Sekarang kami mengambil ikon-ikon itu, menyelamatkannya karena airnya akan datang,” katanya. "Untuk saat ini, kami akan menutup jendela untuk mencegah penjarahan."
Untuk Paskah, yang di Gereja Ortodoks tinggal dua pekan lagi, pastor itu mengatakan pemberkatan akan diberikan di sebuah gereja di desa lain yang sejauh ini telah lolos dari kerusakan akibat perang. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...