Ribuan Orang Hadiri Perayaan Minggu Palma di Yerusalem
JERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Ribuan peziarah Kristen ambil bagian dalam perayaan Minggu Palma di Yerusalem pada awal Pekan Suci.
Liburan tahun ini datang ketika turis kembali ke Tanah Suci setelah dua tahun terganggu selama pandemi. Ini juga terjadi ketika ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat di tengah serentetan serangan Palestina baru-baru ini di Israel yang telah mendorong serangan militer di Tepi Barat yang diduduki sebagai tanggapannya.
Orang-orang membawa daun palem dan ranting zaitun dan berbaris dari puncak Bukit Zaitun ke Kota Tua Yerusalem.
Minggu Palma memperingati masuknya Yesus ke Yerusalem dan merupakan awal dari pekan yang paling khusyuk bagi warga gereja, yang mencakup pemeragaan kembali Jumat Agung dengan penyaliban dan kematian Yesus, dan kebangkitan-Nya pada hari Paskah.
Prosesi berjalan dari Bukit Zaitun melewati Taman Getsemani di mana, menurut Alkitab, Yesus dikhianati, lalu akhirnya masuk ke gang-gang Kota Tua.
Doa dalam bahasa Arab dan Latin bergema di rotunda Gereja Makam Suci Yerusalem pada hari Minggu ketika orang-orang Kristen dari seluruh dunia sekali lagi dapat menghadiri misa Minggu Palma setelah dua tahun pembatasan perjalanan COVID-19.
Sekitar 500 jamaah melewati pintu kayu besar gereja yang menjadi fokus perayaan terpenting dalam kalender Kristen sebagai situs di mana Yesus diyakini telah disalibkan dan dibangkitkan.
"Setelah dua tahun COVID, pembatasan, gereja tertutup, hari ini kami berada dalam suasana normal. Kami memiliki banyak peziarah, banyak orang Kristen lokal. Kami sangat senang. Bagi kami, ini semacam kebangkitan," kata Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, mengatakan kepada Reuters.
Para peziarah menggoyang-goyangkan daun palem, isyarat tradisional untuk mengingat ranting-ranting yang diletakkan oleh orang banyak yang menyambut Yesus ke Yerusalem seperti yang dicatat oleh Injil. Hari itu menandai dimulainya Pekan Suci bagi umat Kristen
"Tidak ada tempat yang lebih baik untuk merayakan Pekan Suci, mengingat ini adalah tempat semua peristiwa awalnya terjadi, dan juga karena pandemi COVID-19 sebagian besar selesai, jadi cukup aman untuk datang tahun ini," kata Joseph Obiajulu, 26 , dari Kota New York.
Pekan Suci biasanya merupakan musim ramai bagi peziarah Kristen, tetapi pada hari Minggu, hanya ada sekitar 20% dari jumlah jamaah yang biasanya memenuhi gereja, kata Athanasius Macora, seorang biarawan Fransiskan berusia 23 tahun. "Biasanya, di tempat saya, kami memiliki tujuh hingga 10 kelompok sehari, dan sekarang kami rata-rata dua," katanya.
Sekitar 400.000 pengunjung memasuki Israel pada tahun 2021, penurunan tajam dari rekor tertinggi 4,55 juta pengunjung pada tahun 2019 yang menyumbang US$ 7,2 miliar untuk ekonomi Israel.
"Ini sangat menarik dan penuh emosi," kata Patricia Mercader, 20 tahun, dari Spanyol. "Berdiri di mana dia berdiri dan merasakan apa yang dia rasakan, tidak ada kata-kata untuk menjelaskannya."
Para peziarah menyalakan lilin dan berlutut di Batu Urapan marmer, di mana diyakini tubuh Yesus dipersiapkan untuk dimakamkan. "Saya tidak pernah percaya saya akan mengunjungi tanah suci," kata Francisca Teresinha de Jesus Fernandes Farias, 85 tahun, dari Brasil.
Makam Suci terletak di jantung Kawasan Kristen Kota Tua di Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang 1967 dan kemudian dicaplok. Gereja-gereja Armenia, Katolik dan Yunani berbagi hak pengelolaan, dan gereja-gereja Koptik dan Suriah memiliki hak. (AP/Reuters/The Jerusalem Post)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...