Gereja Filipina Desak Jemaat Tolak Pernikahan Gay
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin gereja Katolik Filipina meminta para individu dan politikus untuk secara aktif menentang pernikahan sesama jenis, setelah beberapa upaya baru dilakukan oleh aktivis untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di Filipina.
Konferensi Uskup Katolik Filipina (Catholic Bishops' Conference of the Philippines/CBCP) mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu (30/8) bahwa semua individu harus menolak berpartisipasi dalam upacara untuk merayakan hubungan sesama jenis dan politikus harus menolak legalisasi pernikahan pasangan homoseksual.
“Pernikahan homoseksual tidak dan tidak akan pernah dianggap pernikahan seperti yang dipahami sebagaimana mestinya,” kata CBCP dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situsnya.
“Tidak ada dasar mempertimbangkan pernikahan homoseksual untuk disamakan atau bahkan sedikit sejalan dengan rencana Tuhan untuk pernikahan dan keluarga.”
Mereka menambahkan bahwa legislator Katolik memiki “tugas moral” untuk mengungkapkan “penolakan mereka secara jelas dan terbuka” serta menolak sebuah undang-undang.
Presiden CBCP Uskup Socrates Villegas mengonfirmasi kepada AFP pada Senin bahwa pernyataan tersebut adalah sikap gereja, yang memiliki jemaat lebih dari 80 persen warga Filipina.
"Dapat dipahami, ini akan menjadi sebuah salib yang sangat berat bagi keluarga yang tersentuh homoseksualitas. Gereja akan menjangkau dengan kasih sayang keluarga-keluarga ini, yang orang-orang terkasihnya masuk dalam kelompok itu," kata Socrates Villegas.
Pernyataan itu keluar saat para aktivis mendesak dilegalkannya pernikahan sesama jenis, yang membuat Filipina harus mengesahkan sebuah undang-undang. Perceraian dan aborsi masih dianggap ilegal di Filipina sebagian besar karena ada tekanan Katolik. (AFP/cbcpnews.com)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...