Gereja India Refleksikan Tema Sidang WCC dalam Melepaskan Perbedaan
BANGALORE, SATUHARAPAN.COM – Gereja-gereja di India merefleksikan tema sidang raya Dewan Gereja-gereja Dunia (WCC / World Council of Churches) dengan merayakan kehidupan melalui dinamika dan semangat melepaskan dari pebedaan kasta, warna kulit, kelas, jenis kelamin dan etnis.
Sekitar 70 pimpinan gereja di India terlibat dalam refleksi dan konsultasi pra sidang raya WCC yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Gereja-gereja India ( DCCI yang diselenggarakan baru-baru ini di Bangalore.
Pertemuan itu merupakan dialog tentang tema “Allah Kehidupan, bimbing kami menuju keadilan dan perdamaian (God of Life lead us to justice and perace)" yang fokus pada keprihatinan gereja-gereja di India dalam mengartikulasikan gereja yang ekumenis dalam konteks lokal.
Kelompok aktivis hak asasi manusia yang bekerja pada isu-isu sosial juga membahas tema dengan perspektif perjuangan mereka untuk keadilan dan perdamaian. "Keadilan dan perdamaian dibangun bukan untuk hidup nyaman dan kemakmuran, tetapi untuk kepenuhan hidup seluruh ciptaan Tuhan," kata Uskup Dr. Taranath Sagar, Presiden NCCI, dalam sambutannya.
"Panggilan Allah untuk menjadi mitra dalam misinya untuk membangun perdamaian dengan keadilan di dunia adalah panggilan untuk menegakkan martabat manusia dan keutuhan semua ciptaan Allah," kata dia menambahkan.
Dr Sunil M. Caleb, Uskup dari College Calcutta, mengatakan, "Kita mengeluh di tengah-tengah berbagai krisis yang dihadapi dunia saat ini, tetapi kami di akar rumput dipanggil untuk menampilkan pola-pola hidup yang baru dan tindakan nyata."
Kuasa kejahatan, lanjutnya, hanya bisa dilawan oleh spiritualitas yang mendalam dan ketergantungan pada Allah kehidupan dan mencari keadilan dan perdamaian bagi semua orang.
Perspektif Lokal Tentang Perdamaian dan Keadilan
Dhirendra Panda, aktivis hak asasi manusia dari negara bagian Odisha meminta gereja-gereja untuk mendukung perjuangan rakyat melawan perusahaan seperti Pohang Iron and Steel Company (POSCO) dari Korea Selatan, sebuah perusahaan yang mengelola pabrik baja bernilai miliaran dolar dan projek pelabuhan di Odisha.
"Tanah kami akan diambil oleh POSCO. Pemerintah Odisha menggunakan semua mesin untuk mengakuisisi lahan untuk POSCO. Beberapa pelanggaran HAM telah terjadi di sana,” kata dia menjelaskan.
"Karena POSCO adalah perusahaan dari Korea Selatan, kami dengan tulus meminta NCCI untuk berkampanye dengan gereja-gereja anggota WCC dan gereja di Korea untuk meminta POSCO mundur dari projek pertambangan besi," kata Panda.
Dr Mathews George Chunakara, Direktur urusan Internasional WCC, mengatakan bahwa tema siding sangat relevan dengan konteks Asia di mana masyarakat berjuang untuk keadilan dan perdamaian yang menyangkut penduduk Asia yang banyak, dan adanya penolakan perdamaian dengan keadilan.
Dr Roger Gaikwad, sekretaris jenderal NCCI, bersama peserta akan bertindak dalam berbagai kapasitas mereka dalam siding. Mereka akan berkontribusi dengan berbicara dari pengalaman mereka yang kaya dan wawasan teologis yang berasal dari konteks India.
Pembicara lain dalam konsultasi tersebut adalah Yakub Yusuf dari Seminari Ortodoks Suriah, Malankara, Udayagiri, Dr Awala Longkumer, seorang teolog feminis, Chandramani Khanna, pendeta dari Gereja India Utara di Jammu-Ksahmir, Sundari dan Milret, aktivis anti-pembangkit listrik nuklir dari masyarakat nelayan di Tamil Nadu, Christopher Rajkumar, sekretaris eksekutif NCCI, dan Dr Rajkumar Peniel, Pelaksana Program WCC untuk dialog antar-agama dan kerjasama.
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...