Gereja Katolik Brasil Tolak Aborsi karena Infeksi Virus Zika
BRASIL, SATUHARAPAN.COM – Gereja Katolik di Brasil menolak gagasan yang didukung PBB untuk mengizinkan aborsi dalam kasuscacat lahir microcephaly akibat virus Zika.
Aborsi dibatasi di Brasil hanya untuk kasus pemerkosaan, kasus janin tidak memiliki otak, atau kehidupan ibu berada dalam bahaya.
Kantor hak asasi manusia PBB telah menyarankan negara-negara di mana terjangkit virus Zika yang diduga terkait dengan kasus mikrocephaly untuk lebih melonggarkan hukum dan memungkinkan perempuan hamil yang terinfeksi virus Zika untuk mengakhiri kehamilan.
Namun Uskup Leonardo Ulrich Steiner, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Brasil, menolak gagasan itu. "Microcephaly telah terjadi di Brazil selama bertahun-tahun. Mereka menggunakan momen ini untuk memperkenalkan topik aborsi," kata dia seperti dikutip di surat kabar Estado de Sao Paulo.
"Aborsi mengarah ke eugenics, praktek memilih orang yang sempurna," katanya.
Brasil telah mencatat 404 kasus microcephaly, di mana bayi lahir dengan kepala dan otak abnormal mengecil, sejak Oktober tahun lalu. Selain itu ada 3.670 kasus yang belum dikonfirmasi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa virus Zika, yang disebarkan oleh gigitan nyamuk, menduga menjadi penyebab konisi itu pada janin baru lahir dari ibu yang telah terinfeksi.
Di Brasil, sekelompok aktivis menyampaikan petisi kepada Mahkamah Agung untuk perubahan undang-undang aborsi yang ketat negara itu. Diperkirakan ada jutaan kasus aborsi ilegal dilakukan setiap tahun di Brasil.
Namun, Uskup Agung Brasilia, Sergio da Rocha, mengatakan bahwa masyarakat harus "hidup dengan nilai dalam keadaan apa pun."
"Rendah kualitas hidup tidak berarti rendah dalam hak untuk hidup," katanya seperti dikutip AFP.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...