Gereja Katolik Didesak Minta Maaf atas Genosida Rwanda
KIGALI, RWANDA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Rwanda menuntut permintaan maaf dari Vatikan atas peran Gereja Katolik dalam genosida yang terjadi tahun 1994 di negara itu. Pemerintah menolak permintaan maaf yang hari Minggu lalu disampaikan oleh konferensi uskup Katolik Rwanda, bertepatan dengan berakhirnya secara resmi Tahun Suci Pengampunan yang sebelumnya telah dideklarasikan oleh Paus Fransiskus, untuk mendorong rekonsiliasi yang lebih besar dan pengampunan di gereja dan di dunia.
Gereja Katolik di Rwanda mengeluarkan pernyataan tersebut dan dimaksudkan dibaca di gereja-gereja di seluruh negeri, Isinya antara lain permintaan maaf atas "semua kesalahan yang dilakukan oleh gereja" selama terjadinya genosida.
Sekitar 800.000 orang --sebagian besar anggota minoritas Tutsi -- dibunuh oleh ekstremis dari etnis Hutu yang merupakan etnis mayoritas di Rwanda. Genosida itu berlangsung lebih dari 100 hari pada tahun 1994. Beberapa imam Katolik Roma telah dituduh berpartisipasi dalam atau memfasilitasi pembunuhan massal dan banyak orang Tutsi tewas di dalam gereja setelah mencari perlindungan selama genosida.
Newsweek dalam laporannya hari Jumat (25/11) mengatakan Pemerintah Rwanda menyebut permintaan maaf para uskup sangat tidak memadai. Mereka mempertanyakan seberapa jauh Gereja Katolik masih sungguh-sungguh dan jujur atas tanggung jawab moral dan hukum.
Tanggapan pemerintah Rwanda, yang dikeluarkan pada hari Rabu, juga melaporkan bahwa beberapa imam Katolik di negara tersebut diketahui telah menolak untuk membaca pernyataan maaf uskup-uskup untuk umat.
"Mengingat skala kejahatan, ada banyak pembenaran untuk permintaan maaf dari Vatikan, seperti yang terjadi berulang kali pada kasus lain yang skalanya lebih kecil," kata pernyataan itu.
Vatikan sebelumnya telah meminta maaf untuk posisi Gereja Katolik tentang berbagai isu. Pada tahun 1998, Paus Yohanes Paulus II meminta maaf kepada orang-orang Yahudi atas kegagalan gereja untuk berbicara selama terjadinya Holocaust, di mana enam juta orang Yahudi tewas dalam sebuah program pembunuhan massal yang dilakukan oleh rezim Nazi di Jerman.
Paus saat ini, Paus Fransiskus, mengatakan Gereja Katolik harus meminta maaf atas perlakuan terhadap gay dan perempuan, serta atas ketidakpedulian gereja terhadap pekerja anak.
Sekitar setengah dari penduduk Rwanda adalah penganut Katolik Roma
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...