Gereja Makam Kudus di Yerusalem Kembali Dibuka
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Gereja Makam Kudus (Church of the Holy Sepulchre) di Yerusalem kembali dibuka, tiga hari setelah para pemuka agama Kristen menutupnya sebagai bagian dari aksi protes terhadap rencana pemerintah Israel menaikkan pajak gereja.
Para penjaga gerbang gereja membuka pintu kayu raksasa pada Rabu (28/2) pagi, pukul 04.00 waktu setempat. Beberapa saat kemudian, para peziarah mengalir masuk.
Langkah itu ditempuh setelah Wali Kota Yerusalem, Nir Barakat, menunda rencana pemberlakuan pajak pada Selasa (27/2).
Sebelumnya, pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan akan ada perundingan untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Menanggapi penundaan pemberlakuan pajak, para pemuka agama Kristen merilis pernyataan berisi ucapan “terima kasih kepada semua pihak yang menopang keberadaan umat Kristen di Yerusalem”.
Gereja Berutang
Penutupan Gereja Makam Kudus, yang diyakini merupakan makam Yesus Kristus, dilakukan setelah Wali Kota Yerusalem, Nir Barkat, mengatakan gereja berutang kepada kota sebesar 650 juta shekel atau sekitar Rp2,6 triliun untuk pajak yang tidak tertagih atas aset-aset gereja.
Ia mengatakan semua gereja dibebaskan dari perubahan-perubahan pajak ini, dan hanya “hotel, ruang pertemuan dan tempat-tempat bisnis” yang dimiliki gereja yang akan terdampak.
Selain rencana pemberlakuan pajak, para petinggi Gereja keberatan dengan rancangan undang-undang Israel, yang membuat negara bisa mengklaim tanah milik gereja.
Para pendukung RUU mengatakan bahwa rancangan itu dimaksudkan untuk melindungi warga Israel—yang tinggal di tanah milik gereja yang sudah dijual kepada pengembang swasta—dari risiko bahwa perusahaan-perusahaan ini tidak akan memperpanjang sewa mereka.
Sementara para pemimpin Kristen mengatakan jika RUU itu disetujui, mereka akan lebih sulit untuk menjual tanah gereja, yang menjadi sumber utama dana mereka.
Sekelumit Soal Gereja Makam Kudus
Gereja Makam Kudus didirikan pada abad ke-4 oleh umat Kristen di Yerusalem.
Ketika Sultan Saladin merebut Yerusalem dari tentara Salib pada 1187, dia memerintahkan dua keluarga Muslim menjadi penjaga gereja, yakni Keluarga Al Husseini dan Keluarga Nuseibeh.
Hingga saat ini, Keluarga Al Husseini memegang kunci gerbang gereja, sedangkan Keluarga Nuseibeh bertugas membuka dan menutup pintu gereja.
Gereja tersebut digunakan oleh enam denominasi kuno, Katolik Roma, Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Ortodoks Suriah, Ortodoks Etiopia, dan Ortodoks Koptik. Setiap mazhab memiliki biarawan yang bermukim di kompleks gereja. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...