Gereja, Potensi Penting Pembangunan Sudan Selatan
JUBA, SATUHARAPAN.COM – Peresiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit menekankan bahwa gereja berpotensi kuat membantu pemerintah dalam pembangunan di negara baru tersebut.
Kiir menyampaikan hal itu ketika menerima Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches / WCC) Olav Fykes Tveit, di Juba, ibu kota Sudan selatan, seperti disiarkan situs WCC, Jumat (26/4).
Tveit mengunjungi Sudan Selatan (25/4) dalam rangkaian perjalanan mengunjungi Mesir dan Sudan. Di Juba, dia juga mengunjungi Dewan Gereja-gereja Sudan (SCC).
Sudan Selatan merdeka dari Sudan pada tahun 2011 setelah referendum yang diamanatkan oleh perjanjian damai 2006 yang mengakhiri perang sipil terlama di Afrika. WCC adalah lembaga gereja yang sangat terlibat dalam proses perdamaian di negeri tersebut.
Dalam pertemuan tersebut Kiir menyampaikan apresiasi atas organisasi-organisasi Kristen yang "selalu memainkan peran penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan di masa konflik." Dia menyebutkan tentang berbagai projek, termasuk rumah sakit Kristen dan program tanggapan darurat, yang terus dijalankan selama masa konflik.
"Setelah kemerdekaan Sudan Selatan, gereja-gereja adalah lembaga yang memiliki kemampuan untuk membawa orang bersama-sama dan membantu membangun negeri ini," kata Kiir.
"Sudan Selatan adalah sebuah negara di mana semua komunitas agama, termasuk Kristen, dapat bekerja dengan bebas, dan memberi kontribusi untuk kemajuan sosial, terlepas dari asosiasi keagamaan mereka. Usaha itu sangat disambut," kata Presiden.
Tveit mengatakan, "Kami berkomitmen untuk terus bekerja dengan gereja-gereja untuk keadilan dan perdamaian di Sudan Selatan yang baru. Iman gereja-gereja dan para pemimpin mereka adalah aset besar untuk penyembuhan dan perdamaian di negara ini dan rakyatnya. "
Memperhatikan tantangan yang dihadapi bangsa dan gereja-gereja Sudan dan Sudan Selatan, Tveit mengatakan perlunya kedua negara dan pihak bekerja sama. "Melanjutkan warisan mereka, gereja-gereja Sudan harus melanjutkan perjuangan untuk perdamaian di negara mereka meskipun ada pemisahan. Gereja-gereja yang membawa nilai-nilai hak asasi manusia, demokrasi dan rekonsiliasi. Kami sangat mendukung proses tersebut, dan kami menjaga mereka dalam doa-doa kami,” kata dia.
Harapan WCC adalah untuk menemani gereja di Sudan bekerja untuk mengatasi dampak konflik dan mendukung upaya mereka menuju perdamaian abadi, kata Tveit.
"Konsep damai terletak di jantung gereja global menjadi lebih signifikan dalam konteks Sudan Selatan. Demikian juga tantangan menyeimbangkan keadilan dengan cara-cara damai, di mana gereja membantu membangun kehidupan baru bagi masyarakat setelah sejarah panjang dan berat selama konflik," kata Tveit.
Selama tinggal di Juba, Tveit bertemu dengan sekelompok pemimpin gereja Sudan yang dipimpin oleh Pdt Mark Akec Cien, pelaksana sekretaris umum SCC, serta tokoh gereja lainnya. WCC juga bertemu perwakilan lembaga-lembaga yang bekerja untuk kemanusiaan di Sudan Selatan.
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...