Gerhana Matahari Cincin 29 April 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Warga Yogyakarta, Jawa Timur bagian selatan, Bali, dan Nusa Tenggara dapat menyaksikan Gerhana Matahari Cincin pada 29 April mendatang. Gerhana ini juga dapat disaksikan di Australia, Samudra Hindia bagian selatan, dan Antartika.
Di semua daerah itu, mengutip informasi yang dikeluarkan oleh Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman bmkg.go.id, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian.
Di Yogyakarta, gerhana mulai bisa disaksikan pukul 13:58:47 WIB, dengan puncak gerhana pada 14:00:21. Gerhana di Yogyakarta akan berakhir pada pukul 14:01:24. Di Pantai Ngliyep, Malang bagian selatan, gerhana mulai bisa disaksikan pada pukul 13:44:55 WIB, dengan puncak gerhana pukul 14:03:31, dan gerhana berakhir pukul 14:21:10 WIB.
Warga Denpasar bisa menyaksikan gerhana matahari mulai pukul 14:45:13 WITA, dengan puncak gerhana pada pukul 15:08:00 WITA. Gerhana matahari akan berakhir pada pukul 15:29:31 WITA.
Warga Mataram di NTB dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian itu mulai pukul 14:48:19 WITA, dengan puncak gerhana 15:09:39 WITA, dan gerhana berakhir pukul 15:29:48 WITA.
Warga Waingapu, NTT, mulai dapat menyaksikan gerhana matahari pada pukul 14:46:25 WITA, dengan puncak gerhana pada 15:15:13. Gerhana akan berakhir pada pukul 15:42:08 WITA. Sementara di Kupang, gerhana matahari sebagian mulai bisa disaksikan pukul 14:49:54 WITA, dengan puncak gerhana pada pukul 15:19:24. Gerhana berakhir pukul 15:46:54 WITA.
Gerhana Matahari Cincin 29 April 2014 ini, seperti bisa dibaca di laman BMKG, merupakan anggota ke-21 dari 75 anggota pada seri Saros 148. Gerhana matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Matahari Sebagian 17 April 1996. Gerhana matahari mendatang yang berasosiasi dengan gerhana matahari ini adalah Gerhana Matahari Cincin 9 Mei 2032.
Gerhana matahari adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan itu hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya. Adapun gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi dan hanya terjadi pada saat fase purnama.
Pada tahun 2014 ini diprediksi terjadi empat kali gerhana.
Yang pertama, Gerhana Bulan Total 15 April yang baru lalu, dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat, dan Sumatera. Gerhana itu dapat diamati juga dari Afrika bagian barat, Eropa bagian barat, Samudra Atlantik, Amerika, Samudra Pasifik, Asia Timur, dan Filipina.
Selain Gerhana Matahari Cincin 29 April 2014, warga Indonesia juga akan bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014. Gerhana itu dapat diamati juga dari Amerika, Samudra Pasifik, Australia, dan Asia, kecuali Asia Barat.
Terakhir, Gerhana Matahari Sebagian 23 Oktober 2014. Gerhana ini tidak dapat dilihat dari wilayah Indonesia. Gerhana hanya dapat dilihat di Amerika Utara dan Samudera Pasifik bagian utara.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...