Gertrude Kabusimbi Kenyangi Peraih Forest Champion 2015
DURBAN, SATUHARAPAN.COM – Aktivis lingkungan wanita Uganda Gertrude Kabusimbi Kenyangi, dianugerahi penghargaan Wangari Maathai 'Forest Champions' 2015, sebagai pengakuan atas usahanya untuk mempromosikan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya hutan negaranya.
Diberikan sebagai pengakuan atas upaya yang luar biasa untuk meningkatkan dan mempertahankan hutan, penghargaan ini telah diselenggarakan sejak tahun 2012 oleh Kemitraan Kolaboratif Hutan (CPF), yang diketuai oleh Food and Agriculture Organization/FAO. Penghargaan ini diberikan untuk mengenang Wangari Maathai, seorang wanita aktivis lingkungan Kenya Afrika pertama yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas kontribusinya untuk demokrasi dan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Penghargaan ini diberikan dalam sebuah upacara Kongres Kehutanan Dunia ke XIV di Durban, Afrika Selatan, pada Kamis (10/9), dalam bentuk hadiah uang tunai sebesar $ 20.000 (Rp 286,95 juta)
Juara Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
Sejak tahun 1994, Kenyangi telah bekerja sama dengan Otoritas Hutan Nasional Uganda untuk melindungi dan mempromosikan pemanfaatan hutan tropis yang berkelanjutan di kabupaten Mbarara dan Ntungamo.
Dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat Support for Women in Agriculture and Environment (SWAGEN) , dia telah menanam lebih dari satu juta pohon di daerah penyangga hutan alam Rwoho.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan kontribusi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Uganda, tetapi juga telah menghasilkan sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal melalui peternakan lebah, pemanenan kayu dan penjualan karbon kredit offset.
Upaya Kenyangi ini, telah menjadi kunci untuk mencegah hilangnya peternakan di hutan Uganda Rwoho ini.
"Kami sangat senang untuk mengenali kiprah Kenyangi dalam mengelola hutan nasional, yang telah membantu mempertahankan sebagian besar hutan tropis Uganda, serta orang-orang yang bergantung pada hutan tersebut", kata Eva Muller, Direktur Forest Ekonomi, Kebijakan dan Produk di FAO.
"Kita perlu pemimpin masyarakat lebih seperti Kenyangi, yang mengambil pendekatan akar rumput untuk manajemen sumber daya alam, yang menguntungkan bagi mata pencaharian lokal," katanya.
Kenyangi juga aktif di tingkat global, dan sistem pendekatan nya kepada masyarakat bawah untuk mengelola hutan menjadi bermanfaat untuk masyarakat, telah dibahas dalam forum seperti United Nations Environment Programme (UNEP), Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) dan Komite Ketahanan Pangan Dunia (CFS ).
Dia berharap untuk terus melakukan program berkelanjutan , untuk selalu melakukan pendekatan kepada masyarakat bawah untuk mempengaruhi kebijakan global.
Acara p enghargaan dihadiri oleh Wanjira Maathai, putri Wangari Maathai, untuk mengenang dan semangat kerja ibunya, yang menjadi insiprasi prestasi Kenyangi.
The Collaborative Partnership on Forests terdiri dari 14 organisasi internasional, termasuk FAO, bekerja sama untuk mempromosikan pengelolaan hutan, konservasi dan pembangunan berkelanjutan. (fao.org)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...