“Gimana Mau Bangun Karakter Kalau Agama Diajar Asing?”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI M Hanif Dhakiri sepakat bahwa agama adalah sumber pendidikan karakter masyarakat, sehingga dia mempertanyakan masih terlibatnya tenaga kerja asing (TKA) yang tidak memahami nilai-nilai pendidikan agama di Tanah Air.
"Benarkah agama sumber pendidikan karakter? Kalau saya masih setuju dengan hal tersebut," kata Hanif dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/4).
"Jadi bagaimana mau bangun karakter Indonesia lewat agama, sementara tenaga pengajar agamanya orang asing?" dia menambahkan.
Selain itu, Menaker juga mengkritisi tenaga kerja asing tanpa izin yang dipekerjakan pada berbagai sektor. Menurut dia, seharusnya TKA tersebut bisa berdampingan dengan tenaga kerja dalam negeri dan berbagi ilmu, sehingga suatu saat tenaga kerja dalam negeri bisa menggantikan fungsi TKA tersebut.
“Kemarin saya sempat mengunjungi salah satu perusahaan rokok, di mana sejak perusahaan tersebut berdiri, TKA selalu menempati posisi startegis. Posisi tersebut tidak pernah ditempati tenaga kerja kita dan itu terjadi sejak perusahaan tersebut berdiri, tahun 1927,” ujar Menaker.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2014, Menaker Hanif sudah menyampaikan dua lowongan pekerjaan yang tertutup bagi TKA adalah guru agama dan dosen teologi. Menurut dia, hal ini dilakukan agar Indonesia tidak tersebar paham radikalisasi yang dibawa TKA tersebut.
"Indonesia tertutup bagi pekerja negara asing yaitu di bidang guru agana dan dosen teologi semua agama. Kita tidak ingin lembaga pendidikan menjadi penyemai benih radikalisasi di kelompok agama mana pun," ujar Hanif.
Jumlah TKA berdasarkan datan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang diterbitkan oleh Kemenaker per Oktober 2014 tercatat sebanyak 64.604 orang, menurun dibandingkan 2013 sebanyak 68.957 orang, dan 2012 sebanyak 72.427 orang.
TKA asal Tiongkok berada di posisi teratas dengan jumlah mencapai 15.341 orang, Jepang 10.183 orang, Korea Selatan 7.678 orang, India 4.680 orang, Malaysia 3.779 orang, dan Amerika Serikat 2.497 orang.
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...