GKI Berbagi Kasih di Kecamatan Sukawening
Griya Kesehatan Indonesia, yang digawangi Klinik Pratama Cipinang Bali, Jakarta Timur, menggelar bakti sosial pengobatan gratis di Desa Sukamukti, Kecamatan Sukawening, Garut, penggal pertengahan Mei lalu. Andi Roy Novelino Bambang melaporkannya untuk satuharapan.com.
SATUHARAPAN.COM – Bakti sosial pengobatan gratis Griya Kesehatan Indonesia (GKI) di Ruang Serbaguna Kecamatan Sukawening, Garut, sebetulnya baru dibuka pukul 08.00. Namun, sejak pukul 06.45 pada Sabtu, 13 Mei lalu itu, warga yang ingin memeriksakan kesehatan mulai berdatangan, terutama yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi bakti sosial.
Ketidaksabaran menyebabkan warga menyerbu tempat pendaftaran. Alih-alih mengantre rapi, mereka malah memadati meja pendaftaran.
Persoalan bertambah karena banyak warga yang datang tanpa membawa kupon sebagai syarat keikutsertaan pengobatan gratis. Pembagian kupon dilakukan sebelumnya, diatur oleh kecamatan. Belum menyampaikan keluhan berkaitan dengan kesehatan, mereka sudah menyampaikan keluhan tidak mendapatkan kupon padahal nyata-nyata tinggal dekat lokasi bakti sosial.
Pemandangan seperti itulah yang terekam begitu kegiatan dimulai. Namun, bakti sosial GKI yang diperkuat tiga dokter umum, dua dokter gigi, empat petugas pengukur tekanan darah, dua petugas laboratorium, enam petugas bagian obat, dan lima relawan, akhirnya berjalan sesuai rencana.
Di lapangan, rombongan GKI dari Jakarta itu dibantu dua dokter puskesmas setempat, dua petugas pengukur tekanan darah, serta satu tenaga bantuan urusan obat dari puskesmas setempat. Beberapa petugas keamanan dari kecamatan turun tangan membantu lima relawan GKI, yang di antaranya bertugas mengatur kelancaran bakti sosial.
Mencakup Tujuh Desa di Sukawening
Hingga akhir kegiatan, total bakti sosial melayani 482 pasien dewasa, terdiri atas 151 pasien laki-laki dan 331 pasien perempuan. Pasien anak-anak yang dilayani berjumlah 85 orang dengan perincian 44 pasien anak laki-laki dan 41 pasien perempuan. Tercatat juga 46 orang yang menjadi pasien dokter gigi.
Warga yang memeriksakan kesehatan umumnya menyampaikan keluhan penyakit umum, seperti darah tinggi, infeksi saluran pernapasan (ISPA), dan rheumatoid arthritis (rematik akut). Keluhan lain yang disampaikan adalah pegal-pegal (myalgia), gatal-gatal karena kutu, dan gangguan penglihatan.
Namun, seperti dikemukakan dokter Hari Ani dari Griya Kesehatan Indonesia, ada juga beberapa warga yang datang dengan keluhan stroke dan radang kelenjar getah bening.
Untuk pasien anak, keluhan yang ditangani adalah demam tinggi, sakit kulit (luka-luka), batuk pilek, dan congekan.
Di sudut pengobatan gigi, penyakit gigi yang ditangani adalah gigi berlubang (caries), cabut gigi, tambal gigi, radang gusi atau bengkak gusi (ginggivitis), dan perawatan saluran akar (PSA).
Pada pukul 08.40 kegiatan bakti sosial pengobatan gratis sempat dihentikan sejenak karena Camat U Haerudin SSos MSi, hadir bersama aparat setempat, dan memberi sambutan. Dalam sambutannya Camat Haerudin menyatakan bakti sosial itu dilaksanakan bekerja sama dengan dua puskesmas dan mencakup tujuh desa di sekitar Kecamatan Sukawening.
Ia berharap bakti sosial itu dapat memberikan amalan dan bermanfaat bagi warga kecamatan. Dalam kesempatan itu, Griya Kesehatan Indonesia memberikan cenderamata berupa piagam kerja sama secara simbolis kepada Kecamatan Sukawening, Kelurahan Sukawening, Sudin Kesehatan Sukawening, puskesmas setempat, dan aparat keamanan kepolisian dan koramil.
Selain pengobatan gratis, dalam bakti sosial juga dibagikan bingkisan berupa paket biskuit, susu, sabun mandi, dan sampo.
Warga yang sudah memeriksakan kesehatan, juga mendapatkan bonus baju layak pakai. Pembagian dilakukan setelah warga mendapat obat. Pembagian baju layak pakai itu cukup mendapat perhatian dari warga, terbukti hingga bakti sosial akan berakhir, tempat itu masih dipadati warga sehingga membuat petugas kewalahan.
Selain pengobatan gratis, Griya Kesehatan Indonesia juga memberikan bantuan berupa paket alat tulis kepada tiga sekolah dasar di lingkup Kecamatan Sukawening.
Antusiasme warga untuk dapat memeriksakan kesehatan rupanya tidak terbendung. Hingga menjelang tutup penerimaan pasien, pukul 13.30, masih terlihat ada sekitar 30 warga datang untuk berobat tanpa membawa kupon.
Tim Griya Kesehatan Indonesia bersyukur semua berjalan lancar. Kendala bahasa yang dialami, terutama dalam menghadapi kaum lanjut usia yang tidak begitu fasih berbahasa Indonesia, yang datang tanpa ditemani keluarga, pun teratasi dengan baik.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...