GMKI: Pendidikan Belum Merata di Indonesia
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Pendidikan belum merata di Indonesia. Kesimpulan itu disampaikan Ayub Pongrekun, Sekretaris Fungsi Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional GMKI Pusat, kemarin (25/8) pada Lokakarya HJRP.
Lokakarya HJRP (Human Right Justice and Peace) diselenggarakan oleh World Student Christian Federation Regional Asia Pacific (WSCF AP). Lokakarya bertujuan untuk menyediakan mahasiswa keterampilan advokasi hak asasi manusia (HAM), mengembangkan strategi kampanye HAM, dan menyediakan mereka kerangka analisis HAM dengan melihat berbagai aspek isu HAM dari perspektif berbeda.
WSCF adalah federasi global kelompok mahasiswa Kristen. WSCF AP meliputi berbagai negara di wilayah Asia-Pasifik. WSCF ekumenis, menyambut orang-orang dari semua tradisi Kristen dan mendorong dialog antara mahasiswa dari berbagai tradisi. WSCF memiliki anggota dari Protestan, Ortodoks, Pantekosta, Katolik Roma dan tradisi Anglikan dan dari agama lain. Kelompok-kelompok lokal dan nasional yang membentuk federasi yang umumnya dikenal sebagai Student Christian Movement.
Pada 2013, Lokakarya HJRP diselenggarakan di Manila dengan tema “Voices from the Margins in an Era of Commercialization of Education: Students Reclaiming Rights to Education for All”. Kegiatan yang berlangsung 24-30 Agustus ini dihadiri lima belas Student Christian Movement (SCM). Kelima belas negara itu adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Taiwan, Myanmar, Bangladesh, India, Nepal, Filipina, Australia, New Zealand, Hongkong, Jepang, dan Korea Selatan.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), anggota SCM, mengutus Ayub Pongrekun mewakili Indonesia. Kemarin (25/8), tiap SCM diberi kesempatan menyampaikan kondisi pendidikan di negara masing-masing.
Sesuai tema HRJP tahun ini, fokus group membicarakan persoalan komersialisasi pendidikan. Selain menyampaikan soal kondisi pendidikan di Indonesia yang makin liberal dan makin meningkatnya komersialisasi pendidikan, Ayub juga menyampaikan soal belum meratanya pendidikan di Indonesia. Di daerah terpencil dan perbatasan Indonesia, akses pendidikan sangat kurang. GMKI menyororoti khusus kondisi pendidikan di pedalaman Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Timur dan Barat.
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...