Go-Jek yang Kreatif
Sentuhan kreatif perlu dilakukan pula pada industri tradisional lainnya.
SATUHARAPAN.COM – Go-Jek, menurut kamus Wikipedia adalah sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan manusia dan barang melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Layanan Go-Jek tersedia di wilayah Jabodetabek, Bali, Bandung, dan Surabaya. Hingga Juni 2015, aplikasi Go-Jek sudah diunduh sebanyak 400 ribu kali di Google Play pada sistem operasi android.
Menjamurnya penggunaan jasa Go-Jek menimbulkan kecemburuan di antara tukang ojek pangkalan. Pada 9 Juni 2015 seseorang dalam akun Path menuliskan insiden bahwa pengemudi Go-Jek yang dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan yang tidak terima rezekinya dirampas. Dua kali dia memanggil sopir Go-Jek, dua kali pula pengemudi Go-Jek lari karena takut dipukuli tukang ojek pangkalan. Akhirnya dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih mahal dibanding tarif sopir Go-Jek. Sekadar diketahui, tarif ojek Go-Jek lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi sehingga tidak perlu tawar-menawar.
Gubernur DKI Basuki Cahaya Purnama yang biasa dipanggil Ahok, memberikan apresiasi positif terhadap keberadaan Go-Jek di wilayahnya. Menurut Ahok, pekerjaan sebagai pengemudi Go-Jek dapat menyerap sejumlah pengangguran karena pemutusan hubungan kerja. Selain itu, masih menurut Ahok, penghasilan sebagai pengemudi Go-Jek ini akan dapat menambah penghasilan seseorang, dengan demikian kebutuhan hidup keluarga akan terpenuhi.
Tidak hanya Ahok, Presiden Joko Widodo dalam acara Dialog Komunitas Kreatif di Indonesia Convention Exhibition, Jakarta belum lama ini, menilai Go-Jek sebagai sebuah industri kreatif. Dengan sentuhan aplikasi, menurut Jokowi, memungkinkan Go-Jek dapat menerima informasi secepat-cepatnya.
Sentuhan kreatif sebenarnya perlu dilakukan pula pada industri-industri tradisional lainnya. Dengan memanfaatkan hasil teknologi informasi, hasil industri tersebut akan lebih berterima dan digandrungi oleh masyarakat. Jika ada pelaku industri tradisional tidak mau memanfaatkan hasil teknologi informasi, janganlah merasa tersinggung jika pelaku lain lebih berhasil karena memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Dan jangan pula berlaku anarki kepada pelaku industri yang lebih berhasil seperti Go-Jek ini!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...