Ayo Kerja!
Kembangkan kreativitas untuk mengisi kemerdekaan negeri
SATUHARAPAN.COM – Dalam Memperingati HUT Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia, RT kami mengadakan berbagai lomba. Ada lomba untuk kategori anak, remaja dan pemuda, ibu, dan bapak. Tahun ini, untuk kategori ibu diadakan lomba masak berkelompok. Ada 3 kelompok yang mengikuti lomba. Kelompok pertama menyajikan masakan dari bahan tahu, yang kedua menyajikan masakan dari bahan tempe, dan yang ketiga dari bahan kentang.
Saya tidak ikut lomba. Tetapi, yang menarik bagi saya adalah catatan juri yang disampaikan sebelum pembagian hadiah bagi pemenang. Selain rasa, kerapian dan penyajian, juri dibuat terkagum-kagum dengan kreativitas peserta dalam menyajikan masakan yang bahannya sangat biasa dan umum, tetapi dibuat menjadi luar biasa tanpa kehilangan keasliannya. Ada bahan tempe dicampur dengan sedikit agar-agar menjadi steak yang enak dan menarik. Kreativitas sangat diberi penghargaan!
Di sisi lain, ketika Pak RW menyampaikan sambutan dan menegaskan kembali ajakan Presiden Jokowi membahas tema ”Ayo Kerja”, seorang pemuda nyeletuk: ”Wah, piye kerja wong nggolek gawean wae ora entuk-entuk” (Wah, bagaimana kerja, sedangkan mencari pekerjaaan sampai sekarang belum mendapatkan).
Saya tahu, anak muda itu masih tinggal dengan orangtuanya. Ia berharap menjadi PNS setelah 3 tahun lalu lulus sarjana dari universitas swasta di kota kami. Ya, memang tidak salah kalau ia menanggapi ajakan ”Ayo Kerja” dengan sikap putus asa karena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai harapan sangatlah tidak mudah! Namun demikian, bukankah ajakan Presiden Jokowi ”Ayo Kerja” juga bisa dimaknai bahwa setiap warga bangsa ini diajak untuk menciptakan peluang kerja bagi dirinya sendiri dan bahkan bagi masyarakatnya?
Ayo kerja!
Memang dibutuhkan kerja keras mengembangkan daya kreativitas seperti yang ditampilkan ibu-ibu dalam lomba masak di RT kami. Saya jadi ingat ada seorang muda hanya lulusan SMP berhasil memberikan hadiah rumah kepada orangtuanya karena kreativitasnya mengolah susu sapi menjadi berbagai menu makanan dan minuman yang laris manis dijual.
Tetapi, realitasnya! Ada banyak sarjana yang lulus dengan predikat baik namun tidak mampu—banyak yang tidak mau—mengembangkan daya kreativitasnya sehingga menganggur bertahun-tahun karena menunggu menjadi pegawai negeri.
Mari mengembangkan kreativitas untuk mengisi kemerdekaan negeri! Ayo Kerja!
Merdeka!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...