Gomar Gultom: Indonesia Butuh Pemimpin Muda Spiritual
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia membutuhkan banyak orang muda yang membuat perubahan signifikan bangsa ini. Dan, kelak mereka mampu menjadi pemimpin spiritual. Pernyataan ini dikemukakan Pdt. Gomar Gultom, M.Th. yang menyampaikan materi seminar Yang Muda Yang Berprestasi: Spiritualitas Pemimpin Muda untuk Tetap Maju Sebagai Pemimpin Nasional. Ini bagian dari Seminar Regenerasi Kepemimpinan Gereja dan Nasional, Senin (2/9), di Graha Bethel, Jakarta.
“Ketika berbicara tentang spiritualitas pemuda, kita berbicara tentang refleksi kaum muda dalam realitas sejarah, atau cara kaum muda menciptakan persaudaraan dan kerukunan antarsesama manusia, meningkatkan keadilan dan martabat manusia bagi semua, menumbuhkan karya karsa dan cipta bagi semua orang,” kata Gomar.
Gomar Gultom mengatakan bahwa sejarah telah membuktikan kehadiran generasi muda sungguh membawa perubahan yang signifikan dalam perubahan masyarakat dalam setiap dasawarsa.
“Bangsa ini sangat menghargai pemuda. Misalnya, para pemrakarsa Sumpah Pemuda, Angkatan 28, orang-orang muda saat itu menginspirasi bangsa ini untuk bangkit. Juga, Angkatan 66 hingga Angkatan Reformasi 1998,” kata Gomar.
Pergerakan kebangsaan dari setiap dasawarsa dan pergantian pucuk pemerintahan ini disebut Gomar sebagai usaha para pemuda dalam menjawab tantangan zaman.
“Semua gerakan generasi pemuda di setiap zamannya merupakan salah satu sarana mencurahkan aspirasi. Pada intinya, para pemuda berusaha menjawab tantangan zamannya. Gerakan Budi Utomo pada awal abad ke-20 menjawab zamannya dengan membawa perspektif kebangsaan di tengah kegagalan perjuangan suku-suku bangsa di Indonesia secara sendiri-sendiri dan sporadis menghadapi penjajahan Belanda,” kata Gomar.
Gomar melanjutkan bahwa yang sangat menentukan keberadaan pemuda dalam suatu bangsa yakni pemuda dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yakni sebagai pejuang, pelopor, sekaligus pemikir. Namun, mereka tidak boleh melupakan bahwa idealisme merupakan hal utama bagi setiap pemuda.
“Saya kecewa karena angkatan muda dewasa ini, yang seharusnya menjadi pelopor dan kritis terhadap tantangan zaman, malah kehilangan idealisme politik. Anak-anak muda sekarang lebih terbawa dengan politik yang menghamba pada kekuasaan. Mereka mengandalkan sistem politik kekeluargaan,” kata Gomar.
Menurut Gomar, aspek spiritualitas seorang pemimpin muda terlihat saat ia dapat mencatatkan dirinya dalam sejarah.
“Bagi saya, spiritualitas merupakan refleksi dari keterlibatan seseorang dalam sejarah. Dan, itu mengena pada seluruh aspek keseharian manusia. Hal ini tidak lepas dari sikap hidup seseorang terhadap Tuhan, manusia, dan lingkungan sekitarnya. Spiritualitas bukan monopoli bidang keagamaan, tetapi juga menyangkut bidang lain,” kata Gomar.
Seminar yang digelar oleh Forum Umat Kristen Indonesia ini bertujuan untuk memperkenalkan regenerasi kepemimpinan nasional dengan kacamata Kristiani kepada masyarakat, sehingga kelak lahir pemimpin-pemimpin baru Kristiani di tingkat nasional.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...