Great Barrier Reef Alami Kematian Terparah dalam Sejarah
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Sebuah peristiwa pemutihan massal di Great Barrier Reef tahun ini telah membuat lebih banyak karang mati daripada sebelumnya, kata para ilmuwan pada Selasa (28/11). Peristiwa tersebut memberikan peringatan terhadap kondisi di ekosistem yang rapuh tersebut.
Terumbu karang sepanjang 2.300 kilometer itu terbesar di dunia mengalami pemutihan terparah dalam sejarah, karena menghangatnya suhu laut pada Maret dan April, dengan bagian ketiga utara terkena dampak paling parah.
Sejumlah survei bawah air, yang mendukung studi udara sebelumnya, mengungkapkan bahwa bentangan terumbu karang sepanjang 700 kilometer di utara yang jarang diakses telah kehilangan dua per tiga karang di perairan dangkal dalam delapan hingga sembilan bulan terakhir.
“Sebagian besar hilangnya terumbu karang pada 2016 telah terjadi di utara, bagian paling murni dari Great Barrier Reef,” kata Terry Hughes, kepala dari Center of Excellence di James Cook University.
Kawasan ini terhindar dari kerusakan ringan di dua peristiwa pemutihan sebelumnya pada 1998 dan 2002, namun kali ini telah terkena dampak terburuk.
Pemutihan tersebut, terjadi ketika kondisi lingkungan menjadi tidak normal, seperti naiknya suhu laut, membuat ganggang kecil yang berfotosintesis di terumbu karang menjauh dan membuat terumbu karang kehilangan warnanya.
Ganggang adalah organisme penting untuk terumbu karang, yang bergantung pada produk-produk fotosintesis organik untuk membantu terumbu karang tumbuh.
Hilangnya alga membuat induk inangnya rentan terhadap penyakit dan perlahan-lahan akan mati.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...