Greenpeace: Badai di Filipina Tunjukkan Ancaman Perubahan Iklim
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin global Greenpeace, Kumi Naidoo, pada Minggu (7/11) mengatakan, badai besar yang menghantam Filipina menunjukkan bahwa dunia harus segara mengambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim, ketika Topan Hagupit menerjang kawasan negara tersebut.
Naidoo berada di Filipina, untuk melihat kerusakan yang disebabkan Hagupit, badai terkuat yang melanda Filipina tahun ini, dan berencana akan mengunjungi beberapa daerah yang terkena dampak terburuk pada Senin (8/12).
“Alam tidak bernegosiasi. Kita benar-benar harus menyadari apa yang terjadi. Kita perlu memahami kita kehabisan waktu,” katanya, dalam peringatan untuk para negosiator PBB yang melakukan pertemuan di Lima, Peru, untuk menuntaskan pakta dunia terbaru mengenai pemanasan global.
Naidoo, direktur eksekutif internasional kelompok lingkungan tersebut, mengatakan topan yang menerjang Filipina adalah contoh dari kerusakan besar yang akan dialami negara-negara miskin jika perubahan iklim semakin memburuk.
Dia mengatakan badai yang melanda pulau-pulai di Asia Tenggara semakin kuat, menunjukkan urgensi bagi pemerintah dunia untuk bertindak cepat.
Naidoo menyalahkan semua perusahaan batu bara dan gas serta perusahaan pencemar lain, atas memburuknya masalah iklim, dan menambahkan tidak adil jika mereka mengantongi keuntungan besar, sementara negara-negara miskin menderita akibat dampak dari yang mereka lakukan. (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...