Greenpeace Protes dan Halangi Ekplorasi Minyak di Artik Utara
NORTH ARTIC, SATUHARAPAN.COM – Kelompok aktivis lingkungan Greepeace mengatakan bahwa perusahaan minyak raksasa yang berbasis di Rusia, Rosneft, dan perusahaan minyak raksasa yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Exxonmobil mengancam akan menembak kapal milik kelompok ini yang berusaha menghalangi aksi ekplorasi mereka di sepanjang lepas pantai di kawasan Kutub Utara dan Coast Guard, Rusia.
Greenpeace menyebutkan, Rosneft bekerjasama dengan Exxonmobil dan tengah mempersiapkan kegiatan eksplorasi di kawasan Kutub Utara yang merupakan habitat bagi beruang kutub, mamalia laut dan burung Artik.
Kelompok ini khawatir, tumpahan minyak akibat eksplorasi yang dilakukan oleh kedua perusahaan minyak raksasa itu dapat merusak kawasan alam Artik serta binatang-binatang yang hidup di kawasan tersebut seperti beruang kutub, paus narwhal, paus bowhead, walrus serta beberapa jenis burung yang hidup di sana.
Tumpahan minyak tersebut juga berisiko bagi bumi. Lebih banyak tumpahan minyak maka lebih banyak gas karbon yang dilepaskan ke lapisan atmosfer sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan iklim. Dalam hal ini masa depan bumi kita sangat dipertaruhkan. Itu sebabnya kapal Greenpeace Artic Sunrise melakukan pemantauan di sekitar kawasan Artik sampai Kirkenes yaitu sebuah kota terpencil di Norwegia. mereka menduga tindakan eksplorasi ilegal terjadi di sepanjang kawasan tersebut.
Kirkenes merupakan salah satu tempat berburu minyak paling strategis yang dulunya merupakan daerah terlarang bagi industri untuk melakukan eksplorasi. Tindakan eksplorasi atau pengeboran di sekitar laut tersebut menyebabkan es di kawasan tersebut menghilang. Aktivis Greenpeace menggelar aksi protes terhadap kegiatan industri di kawasan tersebut.
Pemerintah Rusia menarik Exxonmobil, Shell, Statoil, Eni dan BP untuk bergabung menjadi bagian dari perusahaan milik negara Rosneft dan Gazprom untuk menguasai daerah eksplorasi di Kutub Utara.
Tak lama setelah Artic Sunrise meninggalkan kawasan Kirkenes, para aktivis Greenpeace melihat Akademik Lazarev yaitu sebuah kapal seismik yang disewa oleh Rosneft yang sedang melakukan eksplorasi minyak di bawah dasar laut. Mereka juga menembakkan meriam di bawah dasar laut tersebut. Suara tembakan yang ditimbulkan oleh meriam tersebut mencapai 250 desibel sehingga dapat merusak pendengaran paus dan lumba-lumba.
Hari Sabtu (25/8), para aktivis Greenpeace menemukan kapal seismik Geolog Dmitri Nalivkin yang disewa oleh Exxonmobil dan Rosneft. Kapal ada di sekitar pulau Novaya Zemlya sebelum mereka mengebor di pulau tersebut. Aksi aktivis tersebut dicegat oleh Coast Rusia yaitu sebuah kapal penjaga milik Rusia. Tapi para aktivis Greenpeace meyakinkan kepada pemerintah Rusia bahwa aksi protes yang mereka lakukan secara damai dan masih di bawah aturan yuridis.
Aksi protes yang dilakukan oleh aktivis Greenpeace sudah terdengar ke seluruh dunia seperti Hungaria, Jepang, Selandia Baru, Amerika Selatan dan semua negara di sekitar Kutub Utara.
Para perusak kawasan Artik Utara tersebut harus mendengar suara masyarakat dunia yang menginginkan kawasan Artik tidak dirusak oleh kegiatan eksplorasi ilegal tersebut. Dan masyarakat dunia juga menuntut agar pemerintah dunia segera menindak pelaku eksplorasi ilegal terhadap kawasan Artik Utara. (greenpeace.org)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...