Gubernur BI: Tingkatkan Ekspor di Sektor Industri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowadojo mengungkapkan bahwa dalam kondisi perekonomian yang sedang melambat saat ini, persaingan di pasar ekspor menjadi semakin tajam. Menurutnya, sudah saatnya Indonesia beralih dari ekspor berbasis bahan mentah ke produk ekspor yang bernilai tambah seperti industri.
“Untuk menuju hal tersebut, kita perlu membangun kapabilitas industri yang mumpuni, berbasis teknologi tinggi dan berdaya saing tinggi serta didukung oleh infrastruktur yang memadai,” kata Agus dalam peresmian Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta di Jalan Ir. Juanda no 28 Jakarta Pusat, Senin (22/6).
“Oleh karena itu, setiap provinsi di Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk mewadahi pengembangan kawasan industri dan prasarana pendukungnya sebagai bagian dari reformasi struktural di sektor riil.”
Menurutnya, kecepatan dan keberhasilan dalam melakukan reformasi struktural tersebut menjadi tantangan utama Indonesia ke depan karena akan menjadi modal dasar untuk mempercepat transisi Indonesia dari Negara Berpenghasilan Menengah Bawah dengan pendapatan perkapita sekitar USD 3,580 (Rp 47 juta) menuju Negara Berpenghasilan Menengah Atas dengan pendapatan perkapita USD 4,126-12,745 (Rp 55-170 juta).
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor non migas dalam neraca perdagangan Mei 2015 turun sebesar 3,87 persen yaitu dari USD 11,65 miliar (Rp 155 triliun) menjadi USD 11,19 miliar (Rp 149 triliun).
"Penurunan non migas untuk Mei disebabkan turunnya delapan komoditi antara lain lemak dan minyak hewan/nabati turun sebesar 17,54 persen, bahan bakar mineral turun sebesar 15,69 persen, mesin dan peralatan listrik turun 12,36 persen karet dan barang dari karet turun 10,14 persen, kendaraan dan bagiannya turun 10,79 persen, mesin-mesin pesawat mekanik turun 7 persen, kayu dan barang dari kayu turun 13,94 persen dan pakaian jadi bukan rajutan turun 2,98 persen,” kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers, Senin (15/6).
Untuk total ekspor akumulasi Januari-Mei 2015 mencapai USD 64,72 miliar (Rp 864 triliun) atau terjadi penurunan 11,84 persen (year on year). Sementara ekspor nonmigas Januari-Mei 2015 mencapai USD 56,19 miliar (Rp 750 triliun) atau menurun 7,15 persen (YoY).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...