Gubernur Lemhannas Imbau Terapkan Paradigma Nasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Lemhannas, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA mengemukakan bahwa para lulusan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia agar mengajak bangsa Indonesia menerapkan paradigma nasional.
Hal ini dia kemukakan di hadapan para alumnus saat menutup PPRA ke-51 di Gedung Dwi Warna Purwa, Kompleks Lemhannas RI, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (9/10).
“Setelah saudara-saudara sekalian menjalani masa penggemblengan dan pembekalan terhadap pemahaman paradigma nasional, maka diharapkan akan ada rasa bangga sebagai bangsa Indonesia guna memaksimalkan menunjukkan potensi sumber daya manusia yang kita miliki sebagai salah satu modal menerapkan paradigma nasional,” kata Budi.
Budi Susilo Supandji menjelaskan bahwa paradigma nasional Paradigma Nasional pada hakikatnya adalah pola sikap, pola pikir dan pola tindak yang harus melekat dalam setiap sanubari bangsa Indonesia, khususnya para pengambil kebijakan.
Budi melanjutkan Paradigma Nasional merupakan acuan untuk melihat apakah kondisi bangsa Indonesia sudah sesuai dengan tujuan nasional atau tidak.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Program Pendidikan Lemhannas Drs. Yilianus Pongtuluran, M. Ed memberi laporan kepada Budi Susilo Supandji bahwa PPRA ke-51 ini telah terlaksana mulai dari Februari hingga Oktober 2014, dan diikuti 94 peserta yang terdiri dari kader-kader pendidik di perguruan tinggi dalam lingkup Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah I hingga XII, wakil dari pemerintah provinsi, kamar dagang dan industri setiap provinsi, TNI, dan kepolisian.
Selain Budi Susilo Supandji, hadir juga dalam acara penutupan ini yakni Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Dede Rusamsi, S.E, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Dr. H. Saefullah, M.Pd, perwakilan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komando Daerah Militer Jakarta Raya, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.
Yilianus Pongtuluran menjelaskan bahwa metode pendidikan yang diberikan selama PPRA antara lain dengan cara sistem off campus dengan yakni metode e-learning dan teleconference, dilaksanakan selama 1,5 bulan yang dapat dilakukan dari kantor atau tempat kerja masing-masing peserta. Sistem on campus dengan metode ceramah dan diskusi, dilaksanakan selama enam bulan yang dilakukan di Lemhannas RI.
Budi menginginkan bagi para lulusan dapat menerapkan seluruh materi PPRA dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga bila terjadi kesamaan pengetahuan, wawasan dan pandangan, tentunya akan memperkuat ketahanan keluarga dalam menangkal pengaruh negatif dari luar dan akhirnya berimplikasi terhadap meningkatkan ketahanan nasional.
Dalam kesempatan ini Lemhannas RI menganugerahkan penghargaan kepada para lulusan terbaik, yakni penghargaan yang bernama Wibawa Seroja Negara
Para penerima penghargaan tersebut adalah Parulian Sihotang, Ph.D, Kol. Inf. Cecep Rahmat Mujiono, M.Sc, Kol. Penerbang Trisno Hendradi, Kol. Laut. Robert Wolter Tapangan, S.H. Kolonel Penerbang Umar Sugeng S. IP, S.E. M.M, Kol. Laut Agung Prasetyawan, Kolonel Laut Priyadi Syahardani, Johnson Hutajulu, Kol. Inf. Santos Matondang, Peserta PPRA dari negara lain yang berhasil meraih penghargaan Brigjen Datok Teuku Ahmad Noor dari Malaysia.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...