Gubernur Sumut Apresiasi Pilihan PGI atas Nias
GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho mengapresiasi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang tepat memilih lokasi penyelenggaraan Sidang Raya (SR) XVI PGI.
Hal ini dikemukakan Gatot di hadapan para peserta SR XVI PGI yang menghadiri pembukaan sidang di yang berlangsung Selasa (11/11) di Pantai Siwalubanua, Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias.
“Pemilihan Gunungsitoli sebagai tempat sidang raya merupakan salah satu cara terbaik dari PGI,” kata Gatot.
Gatot menyebut pemilihan tersebut sungguh tepat, karena memotivasi masyarakat Nias bangkit dari keterpurukan. Pada pembukaan SR XVI PGI dihadiri Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Hamonangan Yassona Laoly, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Wali Kota Gunungsitoli Martinus Lase, dan masih banyak pejabat daerah lainnya.
“Saya berharap PGI bisa menjadi misi pelayanan terutama penangkalan radikalisme dalam pancasila,” kata gubernur yang terpilih dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Visualisasi Seni Dalam Khotbah Pembukaan SR XVI PGI
Saat para pejabat daerah belum datang, para pemuda dari jemaat Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) memeragakan visualisasi teatrikal di hadapan para peserta SR XVI PGI tentang dosa-dosa manusia, sebagai pengganti khotbah.
Dalam visualisasi tersebut, seperti dijelaskan Pdt.Tuhoni Telaumbanua, Ph.D (Ephorus BNKP) yang menjadi pemimpin pujian dalam kebaktian pembukaan SR XVI PGI, tampil pemuda dan pemudi yang berjumlah sembilan orang menangis. Mereka melakukannya dalam posisi merangkak di tanah, sesekali menancapkan kuku di tanah dan menarik-nariknya.
Pemuda dan pemudi mengenakan pakaian warna hitam dan di tubuh mereka ditempel berbagai tulisan yang berisi seluruh tindakan yang menghasilkan buah-buah kejahatan.
Gerakan meraung-raung dan mencakar di tanah menggambarkan sikap keduniawian, sementara di atas panggung ada empat orang ibu yang bersedih dan meluapkannya dalam bahasa Nias tentang anak-anak mereka yang jatuh dalam dosa.
Mereka semua bergerak merangkak mendekati panggung tempat merayap kemudian disambut dengan seluruh peserta SR XVI PGI yang menyanyikan lagu dari Kidung Jemaat dengan judul Di Muka Tuhan Yesus.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...