Guinea Larang Perayaan Natal dan Tahun Baru
CONAKRY, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Guinea melarang perayaan Natal serta Tahun Baru di ibu kota Conakry, guna menghindari penyebaran virus ebola, seperti yang sudah dilakukan negara tetangganya, Sierra Leone.
Hanya sekitar 10 persen dari populasi Guinea yang didominasi Muslim adalah Kristen. Namun, seperti di kawasan lain di Afrika, sebagian besar penduduk biasanya ikut berpartisipasi dalam perayaan akhir tahun, apapun keyakinan mereka.
“Perkumpulan besar di tempat umum dihentikan untuk sementara waktu,“ kata Gubernur Conakry, Soriba Sorel Camara, mengumumkan dalam sebuah pernyataan.
“Pantai-pantai masih akan ditutup, dan petasan serta kembang api juga dilarang,“ katanya.
Camara meminta masyarakat untuk menahan diri dari segala sesuatu yang bisa mengganggu upaya untuk mencegah penyebaran ebola.
“Imbauan tersebut mencakup semua kegiatan berkumpul atau pertemuan di pasar, stasiun bus, tempat berlabuhnya kapal feri, rumah sakit, dan bandara,” katanya.
Guinea, adalah salah satu dari tiga negara Afrika barat yang menjadi pusat mewabahnya virus paling mematikan dalam sejarah, bersama dengan negara tetangga Liberia dan Sierra Leone.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...